Senin, 12 Mei 2014

Menyusun Pertahanan Rudal yang Kuat di Pasifik

Sebuah rudal diluncurkan ke arah target rudal balistik jarak dekat pada 5 Oktober
           2011, dalam sebuah uji coba sistem Terminal High Altitude Area Defense di Fasilitas
           Penembakan Rudal Pasifik di Kauai, Hawaii. [U.S. MISSILE DEFENSE AGENCY]
Sebuah rudal diluncurkan ke arah target rudal balistik jarak dekat pada 5 Oktober 2011, dalam sebuah uji coba sistem Terminal High Altitude Area Defense di Fasilitas Penembakan Rudal Pasifik di Kauai, Hawaii. [U.S. MISSILE DEFENSE AGENCY]
Dengan peluncuran rudal balistik yang provokatif namun gagal dari Korea Utara pada bulan April 2012, keberadaan militer A.S. di Asia Pasifik menjadi kepentingan yang perlu diperbarui bagi keamanan kawasan ini. Sikap pertahanan di Pasifik ini bertumpu pada kemampuan untuk mempertahankan fasilitas A.S. dan sekutunya dari ancaman untuk bernapas dan rudal balistik. Kemampuan ini bersandar pada koordinasi yang hebat di antara komponen pelayanan dan para sekutu, sistem pertahanan di lapangan, dan sistem-sistem baru yang tersedia. Landasan ini, yang digabungkan dengan dukungan bersama di sepanjang semua jajaran pasukan pertahanan yang ada di medan perang ini, memberikan perisai perlindungan yang siap tersedia untuk memelihara keamanan personel A.S. dan sekutunya.
Kerja sama dalam pertahanan udara dan rudal di Pasifik telah mencapai banyak tonggak bersejarah dalam tahun-tahun terakhir. Latihan pos komando Keen Edge yang baru-baru ini diadakan menjadi contoh penting. Diakhiri pada akhir bulan Januari 2012, Keen Edge terutama difokuskan kepada keseluruhan interoperabilitas pasukan militer A.S. dan Pasukan Pertahanan Diri Jepang. Namun demikian, banyak dari latihan tersebut berpusat pada koordinasi pertahanan rudal gabungan. Latihan ini memberi pasukan dari kedua bangsa kesempatan untuk membahas dan mengatasi tantangan yang timbul ketika operasi-operasi diintegrasikan di antara kedua bangsa ini. Pasukan-pasukan staf A.S. bekerja dengan berbagai badan staf Jepang seperti Staf Gabungan Jepang, kantor intelijen darat, udara dan laut.
Jend. Jung Seung-Jo, ketua Kepala Staf Gabungan Republik Korea, kanan, dan Panglima
           Justin A.Kubu, perwira komandan perusak kendali rudal USS Chafee, mendiskusikan latihan
           Foal Eagle 2012 di atas kapal Chafee. [LETNAN MUDA MELISSA PELOSI/ANGKATAN LAUT
           A.S.]
Jend. Jung Seung-Jo, ketua Kepala Staf Gabungan Republik Korea, kanan, dan Panglima Justin A.Kubu, perwira komandan perusak kendali rudal USS Chafee, mendiskusikan latihan Foal Eagle 2012 di atas kapal Chafee. [LETNAN MUDA MELISSA PELOSI/ANGKATAN LAUT A.S.]
“Kerja sama A.S.-Jepang bukan saja sebuah slogan atau simbol,” demikian dikatakan oleh seorang anggota Pasukan Pertahanan Diri Jepang yang ikut serta dalam latihan ini kepada Stripes Kanto, sebuah berita mingguan, pada bulan Februari 2012. “Setiap peserta mengerti pentingnya latihan ini. Walaupun ada lebih banyak tantangan yang harus diatasi, sebagai tomodachi (teman-teman) sejati, jenis latihan seperti ini memungkinkan kita untuk menghadapi [tantangan-tantangan] bersama dengan militer A.S.,” demikian dikatakan Tentara Jepang kepada Stripes Kanto. Lingkungan latihan yang realistis ini menghasilkan pasukan gabungan yang terkoordinasi dengan lebih baik untuk mengsinkronisasikan komando dan kendali dari banyak pasukan pertahanan udara dan rudal di Pasifik Barat, demikian dikatakan oleh para peserta.
Kerja sama dan integrasi antara A.S. dan Republik Korea (R.K.) juga memajukan pertahanan udara dan rudal di kawasan ini. Militer A.S dan R.K. berlatih dengan teratur, dari latihan-latihan artileri tembak menembak sesungguhnya sampai kepada latihan-latihan kesiagaan pasukan gabungan yang besar seperti Key Resolve, sebuah latihan pos komando tahunan gabungan dan kombinasi, dan Foal Eagle, latihan lapangan yang diadakan sehubungan dengan Key Resolve.
Latihan-latihan ini menunjukkan komitmen antara RK dan A.S. bagi keamanan kawasan ini dan pemecahan untuk meningkatkan kesiagaan kedua militer negara itu. “Aliansi R.K.-A.S. adalah aliansi militer terkuat di dunia, yang dibangun dengan landasan lebih dari 60 tahun pelayanan dan pengorbanan,” kata Let. Jend. John D. Johnson, jenderal komandan Angkatan Darat ke-8, pada bulan Maret 2011 di akhir Latihan Key Resolve di Korea Selatan, menurut situs www.army.mil. “Dan latihan-latihan seperti Key Resolve dan Foal Eagle membuat aliansi ini semakin kuat saja.”
Interoperabilitias yang ditunjukkan di antara kedua kekuatan pada latihan-latihan seperti ini membangun sikap pertahanan yang terkoordinasi dan lebih kuat, termasuk pertahanan udara dan rudal yang ditekankan kembali sekarang di semenanjung Korea. R.K. sedang meningkatkan kemampuan pertahanan udara dan rudal organiknya dengan sistem-sistem seperti program rudal jelajah yang baru diumumkan. Namun demikian, melalui aliansinya dengan Amerika Serikat, itu hanya merupakan satu komponen dari konstruksi pertahanan wilayah yang lebih besar.
Sejumlah besar sensor, pesawat udara pencegat, dan sistem-sistem rudal darat ke udara seperti Patriot merupakan jaringan yang terintegrasi dari kekuatan pertahanan udara dan rudal di Pasifik. Walaupun sistem pencegat rudal balistik lainnya tersedia atau akan tersedia, unit-unit Patriot bersama dengan penjelajah Angkatan Laut Aegis mewakili wajah dari penangkis rudal balistik masa kini.
Pada bulan Desember 2011, May. Jend. Jim Rogers, komandan Aviation and Missile Command, datang ke Pasifik untuk mengunjungi unit-unit penerbangan dan artileri pertahanan. Di Korea Selatan, timnya melewatkan waktu bersama para anggota 8th Army, 19th Expeditionary Sustainment Command, 2nd Combat Aviation Brigade, 35th Air Defense Artillery Brigade dan 6-52 Air Defense Artillery Battalion, demikian dilaporkan oleh situs www.army.mil pada bulan Desember 2011. Setelah Korea, tim itu menuju ke Okinawa, Jepang, untuk bertemu dengan personel dari 1-1 Air Defense Artillery. Kunjungan-kunjungan ini menyoroti keinginan pemimpin militer A.S. untuk mempertahankan sikap pertahanan yang kuat, mobil, dan mutakhir.
Mempertahankan sikap pertahanan yang mutakhir juga mencakup menyediakan teknologi baru bagi pasukan-pasukan di medan perang, dan langkah-langkah besar dalam bidang ini telah dilakukan. Lihatlah keberhasilan terkini dengan sistem rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD). Pada 5 Oktober 2011, dari lokasi pemberangkatan mereka di Hawaii, para anggota 4th Air Defense Artillery Regiment berhasil melakukan FTT12 yaitu uji coba THAAD. Dengan berhasilnya pencegatan rudal balistik yang diluncurkan dari laut, uji coba ini mewakili kesembilan dari rangkaian 100 persen pencegatan yang berhasil sejak tahun 2005. “Selama ini, uji coba ini merupakan uji coba penerbangan THADD yang tersulit dan memperlihatkan kemampuan canggih sistem ini,” demikian dikatakan oleh Tom McGrath, wakil presiden THAAD dan program manager pada kontraktor sistem utama Lockheed Martin, kepada harian The Huntsville Times pada bulan Oktober 2011. Menurut Lockheed Martin, para Tentara yang mengoperasikan THAAD tidak mengetahui hari atau waktu uji coba itu sebelumnya. Para awak disiagakan ke posnya masing-masing dan mengoperasikan persenjataan pada waktunya untuk melakukan pencegatan yang sesungguhnya secara positif, menurut cerita The Huntsville Times.
Dengan menggunakan pesawat udara mobilitas Angkatan Udara A.S., sistem pertahanan rudal yang sangat mobil dan akurat ini dapat dipindahkan dengan cepat kemanapun di dunia menurut kebutuhan, dan mewakili salah satu persenjataan terbaru struktur pertahanan udara dan rudal dari Komando Pasifik A.S.
Sementara Amerika Serikat berfokus kembali pada Asia Pasifik, kemampuan A.S. dan mitra-mitranya untuk melindungi fasilitas-fasilitas sekutunya di kawasan ini dari ancaman bernapas dan rudal balistik menjadi yang terpenting. Struktur pertahanan udara dan rudal A.S. sudah sangat kuat dan ditempatkan dengan baik untuk mencapai misi ini dengan komando dan koordinasi kendali yang unggul di seluruh domain gabungan dan multilateral. Sumber daya yang meningkat yang ditujukan kepada Komando Pasifik A.S., maupun teknologi-teknologi yang muncul, tentu saja akan mempersiapkan kawasan ini untuk menghadapi kekuatan musuh di masa depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar