Senin, 05 September 2016

Ingin Kembali Ditakuti Dunia, Indonesia Tertarik Beli Senjata Rusia


Pesawat jet tempur Su-35 Rusia. Indonesia beli 10 jet tempur canggih ini. | (Sputnik/ Anton Denisov)


MOSKOW - Militer Indonesia tertarik untuk membeli senjata-senjata ampuh Rusia. Militer Indonesia ingin kembali pada satu waktu di mana tentaranya ditakuti dunia dan dihormati sekutunya berkat senjata canggih yang dimiliki.

Hal itu disampaikan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), Jenderal Gatot Nurmantyo, saat kunjungan ke Moskow, Rusia, hari Kamis (7/4/2016).

Jenderal Gatot mengatakan, Indonesia tertarik kerjasama militer dan teknis dengan Rusia. Sebagai negara Asia, kata dia, Indonesia sangat membutuhkan senjata-senjata ampuh.

”Kembali dalam waktu, tentara Indonesia ditakuti dan dihormati oleh sekutunya berkat senjata Soviet (Rusia) yang sangat kuat pada saat itu,” katanya.
“Kami sangat berharap bahwa kerjasama di lapangan akan terus terjalin saat ini. Kami tertarik pada senjata ampuh,” ujarnya padapertemuan dengan Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia, Jenderal Valery Gerasimov, seperti dikutip dari Sputniknews.

Menurutnya, kunjungan ke Moskowmerupakan perintah langsung dari Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi).
Dia tidak merinci, senjata canggih Rusia jenis apa yang membuat militer Indonesia terpikat. Saat ini, senjata Rusia yang memikat banyak negara salah satunya adalah sistem rudal pertahanan S-300 dan S-400. Sedangkan pesawat jet tempur canggih Rusia yang juga banyak dipesan sejumlah negara adalah pesawat jet Su-35 Flanker.

Pada bulan Maret 2016, Menteri Pertahanan Indonesia, Ryamizard Ryacudu,mengumumkan Moskow dan Jakarta pada April ini meneken kontrak untuk pengiriman 10 pesawat jet tempur Su-35 Flanker Rusiauntuk menggantikan armada F-5 Tiger buatan Amerika Serikat.

Namun, pengiriman 10 pesawat jet tempur Su-35 itu dilaporkan baru bisa terlaksana tahun 2018 karena Indonesia ikut antre bersama beberapa negara yang juga membeli pesawat jet tempur canggih itu.
Sindonews

Sumber :  http://www.analisis-militer.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar