Jumat, 19 September 2014

Belanja UAV Dunia akan Mencapai USD 11,5 M Pertahun pada 2024

UCAS X-47B
Belanja UAV (pesawat tak berawak) dunia kemungkinan akan meningkat dua kali lipat pada dekade ke depan, total akan menjadi USD 11,5 miliar per tahun, perusahaan riset pasar pertahanan dan kedirgantaraan Teal Group yang berbasis di Virginia, Amerika Serikat, mengungkapkan.

"Penelitan pasar UAV 2014 Teal Group memperkirakan bahwa belanja UAV akan meningkat hampir dua kali lipat pada dekade ke depan. Belanja UAV seluruh dunia saat ini mencapai USD 6,4 miliar per tahun dan akan meningkat menjadi USD 11,5 miliar pertahun (pada 2024), total peningkatan akan mencapai USD 91 miliar selama sepuluh tahun ke depan," Teal Group melaporkan, dilansir RIA Novosti.

"Pasar UAV terus berkembang, dan menjadi pasar yang semakin global," ujar Philip Finnegan, direktur Teal Group yang juga merangkap sebagai analis dalam penelitian tersebut.
Berdasarkan penelitian Teal Group, pertumbuhan pasar UAV dunia utamanya masih didorong dari pembelian militer. Pangsa UAV saat ini adalah 89 persen pembelian oleh militer, dengan 11 persen lainnya adalah pembelian oleh sipil. Namun Teal Group memperkirakan angka-angka ini akan berubah, dan pada tahun 2024 perbandingan angka-angka ini akan menjadi 86 persen dan 14 persen masing-masing.

"Dan cakupan kami dari pasar UAV sipil terus tumbuh dalam setiap laporan tahunan, mencerminkan peningkatan bertahap di pasar sipil itu sendiri," tambah Finnegan.

Penelitian Teal Group juga memprediksi bahwa selama 10 tahun ke depan Amerika Serikat akan mendominasi sekitar 65 persen dari seluruh penelitian, pengembangan, pengujian, dan evaluasi untuk teknologi UAV di seluruh dunia, dan memegang 41 persen penjualan UAV di seluruh dunia, diungkapkan Steve Zaloga, analis lain dalam penelitian tersebut.
Data akhir 2012 dari International Institute for Strategic Studies (IISS) mengungkapkan bahwa terdapat 56 jenis UAV yang digunakan oleh 11 negara di dunia, yaitu Amerika Serikat, Rusia, Perancis, Jerman, Italia, Inggris, China, India, Iran, Israel, dan Turki. IISS menyebutkan jumlah UAV aktif dari semua negara itu mencapai 807 unit. Namun sayangnya total angka ini hanyalah akumulasi dari UAV aktif di 8 negara (meskipun ada 11 negara yang di data). Jumlah UAV aktif Rusia, China dan Turki tidak tersedia (meskipun jenisnya disebutkan), dan IISS tidak memasukkannya dalam jumlah total.

Data IISS yang sama juga menunjukkan bahwa Amerika Serikat setidaknya memiliki 678 UAV aktif, yang sebagian besar digunakan untuk tujuan militer. Pemerintahan Presiden AS Barack Obama beberapa tahun belakangan terus menerima kritik terkait kebijakan pembenaran penggunaan UAV untuk menyerang teroris, yang pada banyak kasus lebih banyak menyebabkan kematian warga sipil.
Gambar: UCAS (Unmanned Combat Air System) X-47B Angkatan Laut AS terbang di langit Pangkalan Angkatan Udara Edwards di California saat misi uji coba rutin, 29 Oktober 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar