Rabu, 02 Desember 2015

5 Pesawat Serang Paling Mematikan Tahun 2015


AC-130H Spectre
Pesawat serang untuk misi close air support (CAS) atau dukungan udara jarak dekat bagi pasukan darat saat ini tidak banyak lagi dikembangkan. Untuk melakukan 'misi kotor' memborbardir pasukan darat musuh, angkatan-angkatan udara saat ini cenderung lebih memilih menggunakan pesawat tempur pembom yang membawa amunisi precision-guided. Namun apapun itu, selama puluhan tahun bahkan hingga saat ini, pesawat serang taktis telah menjadi salah satu kekuatan udara penting untuk misi penghancuran pasukan musuh dan memberikan bantuan bagi pasukan darat.

Di bawah ini adalah lima pesawat serang modern yang berperan sebagai pesawat serangan darat. Semua pesawat ini khusus untuk menyerang pasukan musuh dalam situasi taktis, bukan strategis.

A-10 "Warthog"
A-10 Warthog

A-10 Warthog lahir saat terjadinya perselisihan di tubuh militer AS. Di akhir tahun 1960-an, terjadi "perang" antara Angkatan Darat AS dan Angkatan Udara AS yang masing-masing ingin mengembangkan pesawat dukungan udara. Angkatan Darat AS mengembangkan helikopter serang Cheyenne, sedangkan Angkatan Udara AS mengembangkan pesawat YA-9. Kedua prototipe pesawat berhasil dibuat, namun karena dianggap bermasalah akhirnya kedua dibatalkan. Meskipun begitu, YA-9 adalah cikal bakal dari lahirnya A-10, yang bersenjata berat dan khusus untuk 'membunuh' tank Uni Soviet.

A-10 sukses menjalankan misinya selama Perang Teluk, mendatangkan malapetaka bagi konvoi tank Irak. A-10 juga terjun dalam perang di Irak dan Afghanistan, dan baru-baru ini juga melakukan penyerangan terhadap ISIS. Pesawat ini terbukti sangat efektif, terbang dengan kecepatan rendah, dan berkeliaran mencari mangsa untuk waktu yang lama.

Angkatan Udara AS beberapa kali mewacanakan akan memensiunkan A-10, bahkan sejak tahun 1980-an. Pesawat ini dianggap tidak lagi cocok dalam situasi pertempuran modern saat ini, dan pesawat pembom multiperan seperti F-16 hingga F-35 dianggap lebih aman digunakan untuk menjalankan misi semacam ini.

Su-25 "Frogfoot"
Su-25 Frogfoot
Su-25 adalah pesawat yang terbang lambat, dilapisi dengan armor, dan mampu membawa senjata dalam jumlah yang besar. Su-25 dirancang untuk misi penyerangan di sepanjang Central Front dalam konflik NATO - Pakta Warsawa.

Su-25 telah terjun langsung dalam berbagai pertempuran. Su-25 pertama kali diterjunkan saat invasi Uni Soviet ke Afghanistan, dengan misi sebagai pesawat counter insurgency (COIN). Angkatan Udara Irak juga menggunakan Su-25 secara luas dalam Perang Irak-Iran. Su-25 juga telah banyak digunakan dalam perang yang terkait dengan runtuhnya Uni Soviet, seperti Perang Rusia - Georgia pada tahun 2008 dan perang di Ukraina saat ini. Sebelum kejadian ditembaknya pesawat sipil Malaysia di Ukraina beberapa waktu lalu, MANPAD (peluncur rudal bahu) pemberontak Ukraina pro Rusia beberapa kali telah menembak jatuh Su-25 Ukraina. Tahun lalu, ketika diketahui Tentara Nasional Irak tidak lagi mampu mengatasi ISIS, Su-25 "Frogfoot" kembali menjadi sorotan karena Iran yang menawarkan bantuan Su-25 angkatan udaranya.

Embraer Super Tucano
Super Tucano
Secara lahiriah, bentuk Embraer Super Tucano cukup sederhana. Terlahir di zaman modern, namun fisik pesawat ini lebih mirip pesawat P-51 Mustang Amerika, pesawat tujuh puluh tahun lalu. Super Tucano merupakan pesawat serang ideal, mampu melacak pemberontak, dan menargetkan dan memaksa mereka keluar dari persembunyian, dan terus berkeliaran hingga misinya usai. Super Tucano dianggap sebagai pesawat COIN yang sempurna.

Super Tucano saat ini diterbangkan oleh belasan Angkatan Udara di Amerika Selatan, Afrika dan Asia. Pesawat ini sangat membantu Brasil (produsen) dalam memantau pedalaman hutan Amazon yang luas, dan memfasilitasi perjuangan Kolombia melawan pemberontak FARC. Angkatan Udara Dominika juga menggunakan Super Tucano untuk melawan perdagangan obat bius, sedangkan Indonesia salah satunya menggunakan pesawat ini untuk memburu bajak laut.

Angkatan Udara AS juga memiliki satu skadron Super Tucano, yang digunakan untuk meningkatkan efektivitas serangan udara Angkatan Udara Afghanistan. Super Tucano sangat berguna bagi Angkatan Udara Afghanistan, mudah diterbangkan dan dirawat, dan cocok untuk situasi pertempuran menghadapi Taliban.

Lockheed Martin AC-130 Spectre
AC-130H Spectre
Di awal Perang Vietnam, Angkatan Udara AS (USAF) menginginkan pesawat yang besar dan bersenjata berat yang mampu terus berkeliaran di medan perang, dan memberikan bantuan tembakan ketika tentara Vietkong menyerang, atau memborbardir lokasi persembunyiannya. USAF awalnya mengembangkan AC-47 "Spooky," sebuah pesawat angkut C-47 yang dilengkapi dengan senjata.

Spooky memang cukup efektif, dan USAF menganggap bahwa pesawat yang lebih besar kemungkinan akan lebih baik. Maka dikembangkanlah pesawat serang dari pesawat angkut C-130 Hercules, hasilnya AC-130 yang sangat besar untuk ukuran pesawat CAS. AC-130 terbang lambat dan benar-benar memberikan ancaman bagi musuh. Meskipun begitu, beberapa AC-130 hilang selama Perang Vietnam, dan satu yang lainnya jatuh karena rudal MANPAD saat Perang Teluk.

Saat menyerang, AC-130 benar-benar akan melumatkan posisi musuh berkeping-keping. Mampu mengorbit di posisi musuh secara terus menerus, dan menembakkan senjata berat. AC-130 digunakan AS dalam Perang Vietnam, Perang Teluk, invasi Panama, konflik Balkan, Perang Irak dan Perang Afghanistan.

Textron Scorpion
Textron Scorpion
Textron Scorpion memang belum pernah diterjunkan dalam peperangan atau misi penyerangan khusus karena pesawat ini memang baru dikembangkan. Tapi pesawat ini bisa jadi akan sedikit mengubah pasar penerbangan militer di abad 21. Scorpion adalah pesawat subsonik yang membawa persenjataan berat. Senjata yang dibawanya memang tidak sebanyak A-10 apalagi Su-25, namun dilengkapi dengan avionik canggih dan cocok untuk misi penyerangan dan ISR.

Scorpion berpotensi menjadi pesawat penting banyak Angkatan Udara di dunia. Dalam dua dekade terakhir banyak angkatan udara yang enggan mengembangkan atau membeli pesawat CAS semacam ini, mereka lebih memilih pesawat tempur pembom multiperan. Namun mengingat biaya pengoperasian pesawat-pesawat tersebut sangat mahal, dan fakta banyak angkatan udara yang menggunakan pesawat tempur untuk untuk patroli di perbatasan, maka Scorpion ataupun Super Tucano akan sangat menghemat anggaran.

Baca juga: Pesawat Tempur Scorpion, Murah tapi Belum Laku

Kesimpulan

Ada banyak sebab mengapa pesawat CAS tidak banyak lagi diproduksi. Tapi perlu diketahui bahwa pesawat CAS memang selalu kalah populer dari pesawat tempur pembom. Memberikan dukungan udara dari jarak dekat, terbang lambat di ketinggian rendah, adalah misi yang sangat berbahaya.

Untuk mengganti tugas pesawat serang, angkatan-angkatan udara berkonsentrasi untuk meningkatkan kemampuan serangan presisi dari pesawat tempur pembom dan pesawat pembom. Alhasil banyak misi dukungan udara USAF di Afghanistan berasal dari pesawat pembom B-1B, padahal pesawat ini awalnya ditujukan untuk misi serangan nuklir terhadap Uni Soviet.

Tapi seperti pertempuran-pertempuran saat ini seperti di Suriah, Irak, dan Ukraina, pesawat serang CAS masih berperan penting dan bagaimanapun akan selalu ada kondisi pertempuran yang cocok untuk pesawat CAS. Ditambah lagi harga per unit dan biaya pengoperasian dan perawatannya yang jauh lebih murah dari pesawat tempur pembom, maka pesawat serang masih menjadi pilihan yang tepat.

National Interest
Robert Farley (Twitter:@drfarls)
Gambar: Wiki Common

Tidak ada komentar:

Posting Komentar