Jumat, 02 November 2012

Ekspektasi MasterChef Tinggi, Dunia Dapur Jadi "Neraka"

JUARA MasterChef Indonesia Season 2 ini memang telah bergelut lama di dunia kuliner. Di hotelnya sendiri, Novilla Boutique and Resort Bangka-Belitung, ia juga kerap mengawasi langsung bagaimana kehidupan dapur sebenarnya.

“Dunia kitchen pada dasarnya memang keras karena kan ekspektasi seorang chef itu tinggi ya. Dalam artian, this is business, ini servis. Jadi, kalau kita enggak bisa menyajikan yang baik, tamu komplain, kita bisa yang kena. Satu tamu komplain, bisa menyebar ke orang lain dan reputasi kita turun,” ungkapnya kepada Okezone, baru-baru ini.

Menurut perempuan yang pernah menimba ilmu di Perth, Australia, ini, zaman sekarang kebanyakan executive chef sudah tidak lagi memasak, hanya mengontrol koki-koki lain di dapur. Mereka memang sewajarnya menaruh ekspetasi tinggi pada anak buahnya. Sebab, apabila tamu komplain, executive chef yang akan menghadapi keluhan tersebut.

“Tapi, sekarang sudah mulai shifting ya. Saya pernah lihat di NatGeo, ada koki dari Thailand yang menyarankan dapur itu dibuat menjadi tenang. Jadi, enggak ada teriak-teriak dan sebagainya. Memang, ia sempat jadi biksu, jadi ia aplikasikan itu. Dan, masakan yang dibuat dengan tenang memang hasilnya akan lebih enak. Jadi, enggak hell kitchen (dapur seperti 'neraka'-red) lagi, tapi the fact, memang dapur itu panas,” pungkasnya. (ftr)
 
 
http://www.okefood.com/read/2012/10/29/299/710741/ekspektasi-masterchef-tinggi-dunia-dapur-jadi-neraka 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar