Jumat, 20 Januari 2012

Sejarah Tahun Baru Imlek


Tahun Baru Imlek merupakan perayaan terpenting orang Tionghoa. Perayaan tahun baru imlek dimulai di hari pertama bulan pertama (Chinese: pinyin: zhēng yuè)
di penaggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap Go Meh di tanggal kelima belas (pada saat bulan purnama).
Malam tahun baru imlek dikenal sebagai Chúxī yang berarti "malam pergantian tahun".

Ada dua kalender yang dipakai oleh orang orang Cina. Yang pertama Kalender Yin (berdasarkan Bulan) dan yang kedua Kalender Yang (berdasarkan Matahari).
Pada perkembangan selanjutnya, hitungan yang spesifik antara revolusi bumi terhadap Matahari dan revolusi Bulan terhadap Bumi,
menghasilkan suatu hitungan yang sangat selaras pada kalender Imlek yang kita kenal sekarang.


Dalam kalender Gregorian, Tahun Baru Cina jatuh pada tanggal yang berbeda setiap tahunnya, antara tanggal 21 Januari sampai 20 Februari.
Dalam kalender Tionghoa, titik balik mentari musim dingin harus terjadi di bulan 11.
yang berarti Tahun Baru Cina biasanya jatuh pada bulan baru kedua setelah titik balik mentari musim dingin
(dan kadang yang ketiga jika pada tahun itu ada bulan kabisat).
Di budaya tradisional di Cina, lichun adalah waktu solar yang menandai dimulainya musim semi, yang terjadi sekitar 4 Februari.


Banyak orang mengacaukan tahun kelahiran Tionghoa dengan dengan tahun kelahiran Gregorian mereka.
Karena Tahun Baru Cina dapat dimulai pada akhir Januari sampai pertengahan Februari, tahun Tionghoa dari 1 Januari sampai hari imlek
di tahun baru Gregorian tetap tidak berubah dari tahun sebelumnya. Sebagai contoh, tahun ular 1989 mulai pada 6 Februari 1989.
Tahun 1990 dianggap oleh beberapa orang sebagai tahun kuda. Namun, tahun ular 1989 secara resmi berakhir pada 26 Januari 1990.
Ini berarti bahwa barang siapa yang lahir dari 1 Januari ke 25 Januari 1990 sebenarnya lahir pada tahun ular alih-alih tahun kuda.


Mitologi Imlek

Menurut legenda, dahulu kala, Nián adalah seekor raksasa pemakan manusia dari pegunungan (atau dalam ragam hikayat lain, dari bawah laut)
yang muncul di akhir musim dingin untuk memakan hasil panen, ternak dan bahkan penduduk desa.
Untuk melindungi diri merka, para penduduk menaruh makanan di depan pintu mereka pada awal tahun.
Dipercaya bahwa melakukan hal itu Nian akan memakan makanan yang telah mereka siapkan
dan tidak akan menyerang orang atau mencuri ternak dan hasil Panen.
Pada suatu waktu, penduduk melihat bahwa Nian lari ketakutan setelah bertemu dengan seorang anak kecil yang mengenakan pakaian berwarna merah.


Penduduk kemudian percaya bahwa Nian takut akan warna merah, sehingga setiap kali tahun baru akan datang, para penduduk akan menggantungkan lentera
dan gulungan kerta merah di jendela dan pintu. Mereka juga menggunakan kembang api untuk menakuti Nian.
Adat-adat pengurisan Nian ini kemudian berkempang menjadi perayaan Tahun Baru.
Guò nián, yang berarti "menyambut tahun baru", secara harafiah berarti "mengusir Nian".Sejak saat itu, Nian tidak pernah datang kembali ke desa.
Nian pada akhirnya ditangkap oleh atau Hongjun Laozu, seorang Pendeta Tao dan Nian kemudian menjadi kendaraan Honjun Laozu.

Tradisi Yang berhubungan dengan perayaan Imlek

Petasan dan tarian singa/Barongsai
Petasan dan tarian singa bersinonim dengan sambutan perayaan Tahun baru China. Petasan untuk menghalau makhluk jahat yang menganggu ketenteraman manusia.
Namun begitu, dari satu tahun ke tahun yaang lain, mercon sering dimainkan untuk menandakan musim perayaan yang akan tiba.


Tarian singa adalah persembahan tarian yang penuh dengan kesenian dan menjadi simbol yang menakjubkan bagi masyarakat China.
Biasanya ia dimainkan oleh dua pemain, dan memakan waktu yang lama untuk berlatih sebelum seseorang itu benar-benar mahir.


Angpau

Antara sebab mengapa Tahun Baru China dinanti-nantikan oleh kanak-kanak ialah pemberian ‘angpau’ atau sampul merah yang berisi duit.
Bagi yang belum menikah, mereka layak untuk menerima angpau.


Pemberian wang atau angpau ini adalah untuk mengucapkan selamat bagi tahun tersebut dan berharap memperolehi kekayaan dan nasib yang baik
untuk tahun tersebut. Wang tersebut juga boleh digunakan untuk membayar hutang yang tertunggak.


Jeruk

Kebiasaannya bagi orang China, mereka akan membawa satu tas yang berisi jeruk dan angpau yang akan diberikan apabila melawat kawan dan keluarga
sepanjang dua minggu sambutan Tahun Baru China. Mengikut kepercayaan orang China, jeruk yang masih mempunyai daun terlekat padanya membawa maksud
hubungan seseorang dengan yang lain akan erat terjalin. Manakala bagi yang baru Kimpoi, ini melambangkan hubungan perkimpoian yang terjalin
akan mekar sehingga mendapat anak yang ramai. Jeruk adalah lambang kepada kegembiraan bagi masyarakat orang China.


Hiasan Tahun Baru China

Sebelum sambutan Tahun Baru China, keluarga Cina akan menghias rumah dengan pasu-pasu berisi bunga yang sedang mekar berkembang,
kantong-kantong berisi jeruk, dan juga kantong berisi 8 jenis buah kering yang manis. Di dinding dan pintu pula akan digantung dengan hiasan indah
seperti puisi dan ucapan tahun baru yang dilukis di atas kertas merah.


Kebersihan dan penampilan diri

Pada hari tahun baru, dilarang sama sekali mencuci rambut, karena perlakuan ini akan mengakibatkan orang tersebut membasuh segala nasib baik untuk tahun baru itu.
Pakaian merah digalakkan untuk dipakai.

Merah dianggap warna cerah dan terang, yang memungkinkan pemakainya memperolehi masa depan yang terang. Dipercayai bahwa,
cara pemakaian pada tahun baru menentukan nasib seseorang itu pada tahun tersebut.
Kanak-kanak, saudara-dekat dan orang yang belum menikah diberi angpau untuk masa depan yang cerah.


Hujan dan Imlek

Hujan dan Imlek seringkali dikaitkan dengan perayaan imlek itu kalau dibarengi dengan hujan, kalau tanpa hujan imlek terasa kuranglah berkah, itu berdasarkan keyakinan Sebagian orang yang merayakannya.


karna hujan menurut mererka adalah sumber rejeki, untuk di indonesia mungkin susah di liat kenapa hujan menurut mereka sumber rejeki,
sejarahnya di china sana, orang orang pada saat imlek menunggu hujan untuk dapat kembali bercocok tanam, karena hari raya imlek itu awal musim semi datang di daratan china, jadi dengan turunnya hujan, maka tanah menjadi gembur dan mereka bisa bercocok tanam lagi, dan mendapatkan hasil yang melimpah.

Hujan adalah simbol rejeki. Semakin deras hujan turun, semakin besar rejeki yang bakal di peroleh. Imlek yang disertai hujan yang lebat, dipercayai akan membawa keberuntungan di tahun depan, tapi Ada juga yang menganggap gak Ada hubungan apa-apa antara hujan Dan Imlek, semakin besar hujan yang menyertai imlek, semakin besar rejeki yang akan datang di tahun depan, begitulah yang diyakini teman-teman yang merayakan imlek. Masalah kebenarannya keyakinan ini mungkin bisa ditanyakan langsung pada teman-teman yang merayakan, dan merasakan keberuntungan tersebut

itulah yang menyebabkan sampe sekarang di bilang imlek itu harus hujan,
karena sejarah nya seperti itu.



http://www.kaskus.us/showthread.php?t=12506978

Tidak ada komentar:

Posting Komentar