Senin, 22 April 2013

Merekam Suasana Malam di Kota Binjai

 
 Ilustrasi (Info Fotografi)

Jakarta - Beberapa saat yang lalu, saya berkunjung ke kota Binjai, 22 km dari kota Medan, Sumatera Utara. Tujuan utamanya adalah untuk menikmati hidangan ifumie Binjai yang sudah tersohor itu. Pengakuannya, rumah makan tersebut sudah ada sejak tahun 1920.

Setelah menikmati hidangan makan malam, saya melihat-lihat di balkon rumah makan, kebetulan ruangannya di lantai atas. Dari lantai atas saya bisa melihat pemandangan jalan Irian, yang cukup ramai di malam hari karena banyaknya yang berjualan makanan.

Di tulisan ini, saya ingin berbagi tentang komposisi, timing dan membuat foto yang bercerita tentang suatu tempat. Ide saya adalah mendapatkan elemen-elemen yang membentuk kota Binjai.

Setelah melihat-lihat, saya mendapati cukup banyak kendaraan yang melaju di persimpangan jalan. Lalu saya mengambil beberapa foto. Foto di bawah ini yang menurut saya paling mewakili suasana malam di kota Binjai.



f/1.9, 1/15 detik, ISO 160 Setting: (Shutter Priority (Tv), Auto ISO. Ricoh GRD IV

Di dalam foto ini terdapat beberapa elemen kota yakni:

1. Bentuk arsitektur rumah
2. Tenda-tenda penjual makanan
3. Kendaraan bermotor: Mobil, motor, becak
4. Orang-orang tepi jalan yang sedang berinteraksi dan menikmati hidangan
5. Durian! (kanan bawah)

Secara komposisi saya mencoba mengambil sudut supaya jalan berbentuk diagonal, sehingga terlihat lebih dinamis, dipertegas dengan alur kendaraan bermotor.

Secara teknis, saya sengaja mengunakan shutter speed yang agak lambat, yaitu 1/15 detik. Shutter lambat ini membuat kendaraan bermotor yang sedang bergerak sedikit blur, memberikan kesan gerak. Dari shutter speed tersebut, saya mendapatkan nilai f/1.9 untuk aperture/bukaan lensa, bukaan terbesar lensa kamera compact saya.

Dengan shutter dan bukaan yang besar, ISO yang saya dapat adalah ISO 160, cukup lumayan mencegah munculnya noise yang terlalu banyak di kamera pocket yang bersensor relatif kecil ini. (Saya mengunakan mode S/Tv (Shutter priority)).

Foto kedua ini sama dengan yang di atas, hanya saya mengubahnya menjadi hitam putih (B&W) dengan Adobe Lightroom. Foto hitam putih memberikan kesan yang berbeda dengan foto berwarna.

Memang tidak semeriah foto warna, tapi foto hitam putih mempertegas komposisi (bentuk, cahaya, tekstur lebih menonjol). Dan kesannya juga lebih rapi karena warna yang terlalu beragam dapat membingungkan mata.



Dengan memasukkan elemen-elemen kota, foto akan lebih menggambarkan suasana kota secara menyeluruh ke dalam foto. Kesabaran menunggu momen yang tepat penting, dan juga posisi memotret. Posisi dari lantai atas memungkinkan saya memasukkan semua elemen dalam satu foto.

Meski tidak sempurna secara teknis (agak blur, muncul sedikit noise, pencahayaan kurang dramatis) tapi yang penting foto ini menceritakan sesuatu.


(jsn/ash)


http://inet.detik.com/read/2013/03/11/141405/2191382/1279/merekam-suasana-malam-di-kota-binjai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar