Jumat, 23 September 2011

Prediksi Re-Entry UARS menurut LAPAN

Pada 24 September 2011 pukul 06:35 WIB ketinggian UARS berada di bawah 122 km (umumnya ketinggian benda jatuh antariksa) mulai dari Samudera Pasifik melintasi Meksiko, Samudera Atlantik, Eropa, Timur Tengah, Samudera Hindia lalu naik lagi di atas 150 km di selatan Australia. UARS tidak melewati Indonesia hingga pukul 15:17 WIB dimana ketinggiannya sudah sekitar 54 km (yang diperkirakan sudah jatuh sebelum melewati Indonesia). Perhatikan kedua peta di bawah ini.

Kesimpulan sementara: Indonesia aman dari kejatuhan UARS.
Kondisi Orbit UARS

Update (22 September 2011, 08:02 WIB)
Prediksi Re-Entry UARS pada tanggal 24 September 2011 Pukul 00:42 UT (Pukul 07:42 WIB) plus minus 15 Jam.

Update (23 September 2011, 07:52 WIB)
Prediksi Re-Entry UARS pada tanggal 23 September 2011 Pukul 20:58 UT (24 September 2011 Pukul 03:58 UT WIB) plus minus 24 Jam. Adanya peningkatan aktivitas matahari dengan terjadinya flare kelas X1.7 pada tanggal 22 September 2011 pukul 10:00 UT dapat mempercepat proses Re-Entry akibat peningkatan hambatan atmosfer. Ikuti terus perkembangan kondisi orbit UARS di web ini.

Update (22 September 2011, 20:30 WIB)
Lintasan UARS untuk esok hari, tanggal 23 September 2011 :

1. Pukul 03:38 WIB di ketinggian 191 km melintasi wilayah Papua dari arah Utara ke Selatan
2. Pukul 05:06 WIB di ketinggian 190 km melintasi wilayah Kalimantan dan Nusa Tenggara dari arah Utara ke Selatan
3. Pukul 16:05 WIB di ketinggian 179 km melintasi wilayah Nusa Tenggara dan Maluku dari arah Selatan ke Utara
4. Pukul 17:34 WIB di ketinggian 176 km melintasi wilayah Sumatera dari arah Selatan ke Utara

Update (22 September 2011, 08:27 WIB)
Lintasan UARS hari ini di atas wilayah Indonesia

1. Pukul 04:08 WIB di ketinggian 205 km melintasi wilayah Papua dari arah Selatan menuju Utara
2. Pukul 05:39 WIB di ketinggian 206 km melintasi wilayah Nusa Tenggara dan Kalimantan dari arah Selatan menuju Utara
3. Pukul 16:34 WIB di ketinggian 190 km melintasi wilayah Nusa Tenggara dan Sulawesi dari arah Selatan menuju Utara
4. Pukul 18:03 WIB di ketinggian 188 km melintasi wilayah Sumatera dari arah Selatan menuju Utara

Track-It hanya menampilkan lintasan UARS di ketinggian <200 km saat melintasi wilayah Indonesia 1 jam sebelum dan 1 jam sesudahnya. Pantau terus di menu [Pemantauan Realtime] di Menu Utama sebelah kiri. Pemantauan Realtime diupdate tiap menit. Refresh browser anda untuk melihat tampilan lintasan sampah antariksa terbaru.

Waspada jika lintasan UARS berwarna merah.
UARS (Upper Atmosphere Research Satellite), sebuah satelit berbobot 6 ton berukuran sebesar bus milik Amerika Serikat dengan nomor katalog 21701 diperkirakan akan segera jatuh ke Bumi. berbagai pihak diantaranya NASA, Dephan Amerika dan LAPAN memperkirakan satelit ini akan jatuh pada tanggal 23 September 2011 (plus minus 1 hari). Perkiraan ini adalah perkiraan awal yang akurasinya akan semakin baik seiring dengan makin dekatnya waktu jatuh satelit. Jika terjadi badai matahari, satelit dapat jatuh lebih cepat dari perkiraan semula. Hingga saat ini perkiraan lokasi jatuh satelit belum dapat dilakukan. NASA memperkirakan bahwa terdapat 26 komponen berukuran cukup besar yang memiliki kemungkinan masih utuh saat jatuh ke Bumi dengan komponen terbesar memiliki berat sekitar 150 kg. 
 Sumber NASA

Ketinggian UARS akan terus menurun dengan laju penurunan yang semakin besar. Dalam 3 hari terakhir, laju penurunan telah mencapai 10 km/hari. Penurunan ketinggian yang signifikan ini diduga akibat aktivitas matahari beberapa minggu terakhir yang menyebabkan peningkatan kerapatan atmosfer sehingga memperbesar hambatan atmosfer.
UARS akan terdeteksi oleh Track-It melewati Indonesia mulai tanggal 21 September 2011 pada pukul 16:15 WIB dengan ketinggian sekitar 200 km melintas dari selatan ke utara melewati wilayah Nusa Tenggara dan Sulawesi. UARS dapat dipantau saat melewati Indonesia secara realtime pada menu [Pemantauan Realtime] dibagian menu utama sebelah kiri. Pada umumnya, satelit dikatakan jatuh saat ketinggiannya dibawah 122 km. Terus ikuti perkembangan kondisi orbit UARS di website ini.

Jika nantinya masyarakat menemukan pecahan satelit ini dilarang untuk menyentuhnya terkait bahaya radiasi dan segera laporkan ke Kepolisian setempat.
Informasi umum tentang UARS bisa diperoleh di http://uars.gsfc.nasa.gov/
Pemantauan Benda Jatuh Antariksa Realtime mengikuti Pameran Ritech Expo 2011
Dalam rangka Hari Teknologi Nasional yang jatuh pada tanggal 10 Agustus 2011, LAPAN menampilkan hasil-hasil litbangnya dalam pameran Ritech Expo 2011. Pameran yang berlangsung di Puspiptek, Serpong selama 3 hari (10 – 12 Agustus 2011) dimana LAPAN salah satunya menampilkan hasil litbang berupa Pemantauan Realtime Benda Jatuh Antariksa Buatan milik bidang Matahari dan Antariksa, Pusat Sains Antariksa. Pemantauan realtime ini menampilkan perangkat lunak Track-It yang mampu memantau benda-benda antariksa buatan manusia yang berpotensi jatuh diatas wilayah Indonesia. Selain itu juga ditampilkan web pemantauan realtime benda jatuh antariksa dimana hasil pemantauan realtime pada Track-It dapat diakses oleh masyarakat umum melalui media internet. Selain pameran, Hakteknas 2011 juga dimeriahkan dengan seminar dan workshop di bidang teknologi dan aplikasinya. Hakteknas merupakan peringatan tahunan yang telah berlangsung 16 kali. Peringatan ini dimulai saat bangsa Indonesia berhasil melaksanakan uji terbang pesawat Gatotkaca N-250, pesawat pertama buatan industry pesawat terbang Indonesia, pada 10 Agustus 1995. 
Sekretaris Utama LAPAN, Drs. Sri Kaloka Prabotosari sedang berbincang dengan Kabag Humas LAPAN, Elly Kuntjahyowati di booth LAPAN

Pendahuluan
Benda antariksa mungkin jatuh ke bumi dan menimbulkan kerusakan. Awalnya hanya benda alami yang mungkin jatuh namun sejak manusia mampu meluncurkan roket, benda buatan pun berpotensi jatuh ke bumi. Data menunjukkan bahwa saat ini benda langit buatan berukuran lebih dari 10 cm yang mengitari bumi berjumlah lebih dari 16 ribu buah. Lebih dari 90% di antaranya adalah benda buatan yang tidak lagi memiliki fungsi sehingga dinamakan sampah antariksa. Hingga saat ini lebih dari 20 ribu sampah antariksa telah jatuh ke bumi.

 Contoh sampah antariksa yang ditemukan jatuh di Indonesia

Jumlah sampah antariksa semakin lama semakin banyak sehingga diperkirakan yang jatuh pun akan terus bertambah. Mempertimbangkan kondisi ini maka Bidang Matahari dan Antariksa LAPAN senantiasa menginformasikan benda antariksa yang berpotensi jatuh di wilayah Indonesia. Informasi yang diberikan berupa lintasan benda yang akan jatuh secara real time beserta identitas dan perkiraan ukurannya. Harap dipahami bahwa informasi ini bukan informasi prediksi waktu dan lokasi jatuh benda.

Selain pemantauan real time, situs ini juga berisi informasi umum tentang benda jatuh dan hasil analisis benda jatuh (atau dugaan benda jatuh) di Indonesia.

http://foss.dirgantara-lapan.or.id/orbit/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar