Senin, 11 Juni 2012

AH-64 Apache


Mungkin tidak ada yang pernah mengira, konsep sekrup terbang yang digagas seniman besar Leonardo da Vinci akan menjelma menjadi mesin tempur mematikan lima abad kemudian.

Cheap, Efective, Reliable

Jika dibandingkan pengembangan pesawat terbang yang sudah dimulai pada tahun 1903 oleh Wright bersaudara, helikopter memang bisa dikatakan terlambat karena Igor Sikorsky baru menerbangkan V300nya pada tahun 1939. Beda halnya dalam urusan militer, karena helikopter menang jauh. Hanya butuh 3 tahun bagi helikopter untuk diadopsi untuk penggunaan militer oleh Jerman sejak pengembangannya. Tercatat Jerman memiliki heli Flettner Fl 282 Kolibri yang digunakan untuk transpor dan observasi.

Namun untuk masalah penggunaan helikopter sebagai mesin tempur , sekali lagi Amerika memang harus diakui unggul dalam penerapan konsep ini. Desain heli tempur sejati, berupa helikopter yang cukup diawaki oleh dua kru namun mampu membawa persenjataan lengkap untuk menyerang target memang lahir pertama kali dalam wujud AH-1 Cobra. Walaupun hanya dianggap sebagai solusi sementara, Cobra ternyata terbukti memiliki peranan signifikan dalam menahan kampanye Tet Offensive pada tahun 1968 yang berujung pada kehancuran total pasukan VietCong.

Sebenarnya apa yang membuat helikopter begitu disukai sekaligus ditakuti? Jawabannya cukup simpel. Helikopter sebagai wahana udara yang dimanipulasi untuk dapat terbang statik (hovering), memang dapat terbang di atas target dengan kecepatan rendah, sehingga semua lawan yang ada di bawah dapat teridentifikasi. Selain itu, helikopter juga memerlukan turning radius yang sangat kecil, sehingga dapat terus menerus berada di area operasi dan memaksimalkan penghancuran lawan. Bandingkan dengan pesawat tempur jet atau baling-baling, yang membutuhkan waktu untuk berputar sehingga keefektifan penggunaannya untuk serang darat berkurang. Semua ini masih ditambah dengan suara helikopter tempur yang sangat tenang, sehingga musuh baru bisa mendeteksi kehadirannya saat maut sudah di ambang pintu.

Jika kita melihat pada heli tempur generasi terakhir AS yaitu AH-64 Apache, semua persyaratan yang wajib dimiliki sebuah heli tempur sejati sudah lengkap dimiliki. Kemampuan defensif dan ofensif Apache juga sama hebatnya, mampu melindungi krunya sekaligus dapat mendeteksi dan menghancurkan lawan dengan sensor dan persenjataan yang dimilikinya. Keunggulannya juga dibuktikan dengan keberhasilan heli yang satu ini dalam menghabisi kekuatan darat Irak dalam Operation Desert Storm. Penggunaan Apache oleh lebih dari 10 negara juga merupakan semacam pengakuan tak resmi atas keunggulan yang dimilikinya.

Bila berbicara masalah penggunaan, setiap negara memang bebas menggunakan persenjataan yang dibelinya secara sah. Apache yang sejatinya heli anti tank ternyata juga dapat digunakan sebagai mesin pembunuh presisi yang digunakan untuk menghabisi target politik. Secara etis dan politis, tindakan ini memang dapat dipertanyakan bahkan dikutuk sebagian pihak. Namun terlepas dari urusan carut marut politik, penggunaan Apache dalam serangan presisi juga membuktikan bahwa heli yang satu ini memang andal untuk mengisi berbagai peran yang ditimpakan ke pundaknya.
Bagaimana dengan Indonesia?

Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak hutan dan masih memiliki potensi low level conflict idealnya juga memiliki heli tempur. Memang, jika dihadapkan pada argumen bahwa sebagian rakyat Indonesia masih belum bisa makan tiga kali sehari, pembelian alutsista modern menjadi tidak relevan. Namun tetap saja, urusan kedaulatan negara adalah satu hal yang benar-benar tidak boleh ditawar lagi. Walaupun Indonesia tidak bisa membeli AH-64D Apache Longbow yang harganya 45 juta dolar per buahnya (dua kali lipat Su-27 MKI), toh setidaknya kita harus bersyukur bahwa Penerbad dapat memperoleh 2 Mi-35P Hind F dan enam lagi yang menurut berita sudah dipesan. Semoga kita benar-benar punya kekuatan 1 skadron heli tempur, agar kita siap menghadapi segala kemungkinan. Toh memang paling baik bila menyediakan payung sebelum hujan bukan?

Profil AH-64 Apache
Pabrik: Hughes/ McDonnell Douglas/ Boeing
Fungsi: Attack Helicopter/ Anti-Tank
Pengguna: AS, Inggris, Belanda, Singapura, Yunani, Mesir, Jepang
Diadopsi Militer: 1986

http://arc.web.id/artikel/57-hankam/324-ah-64-apache.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar