Korps
Marinir Indonesia mempertunjukkan hampir keseluruhan sesi latihan,
mulai dari operasi pendaratan, pelumpuhan sasaran tertentu oleh penembak
jitu, tembakan peluncur roket multilaras RM-70 Grad, tank-veteran
buatan Russia BTR-50PM, dan yang paling penting adalah puluhan kendaraan
tempur infanteri baru tank amfibi BMP-3F, yang baru bergabung dalam
persenjataan Marinir Indonesia.
Serah-terima
"Pada
hari ini kita melaksanakan acara serah-terima 37 tank amfibi BMP-3F
untuk menambah kekuatan TNI. Dengan demikian, lengkaplah 55 unit hasil
pengadaan tank BMP-3F," jelas Menteri Pertahanan RI Prof. Dr. Ir.
Purnomo Yusgiantoro di Karang Tekok.
"Pengadaan
tank BMP-3F merupakan bagian dari pembangunan pertahanan untuk
mewujudkan kekuatan pokok TNI yang cukup mendalam untuk menjaga dan
melindungi wilayah kedaulatan negara kesatuan Republik Indonesia,” tegas
beliau.
Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro di Karang Tekok bersama Duta Besar Rusia di Indonesia.
Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro di Karang Tekok bersama Duta Besar Rusia di Indonesia. Kredit: Mikhail Tsyganov
Kenapa Rusia?
Lalu
kenapa Indonesia membeli sejumlah kendaraan perang dalam partai besar
dari Russia? Biarlah pertanyaan tersebut dijawab sendiri oleh pihak
Indonesia.
Dari sudut pandang Presiden Direktur PT. Citra Persada Bapak Indra Surya Djani, jawabannya singkat:
Duta Besar Indonesia untuk Rusia Bapak Djauhari Oratmangun juga tidak banyak berkata:
Namun, Marinir Indonesia menjawab hal tersebut secara lebih mendetail:
BMP-3F, apa itu?
Tank
amfibi ini buatan Kurganmashzavod, Rusia, masuk dalam kelas amphibious
infantry fighting vehicle dengan bobot kosong 18,5 ton dan dimensi 7,14
meter (panjang), 3,2 meter (lebar), dan 2,4 meter (tinggi) dan awak tiga
orang (termasuk seorang komandan), mampu membawa tujuh personel
bersenjata lengkap plus dua kursi tambahan.
“Jadi,
BMP-3F ibarat 'kapal perang' yang memproyeksikan kekuatan militer dari
lingkungan laut ke lingkungan darat, lengkap dengan kondisi di atas
optimal untuk menggempur kekuatan lawan di darat.
Mesinnya
mampu mendorong BMP-3F menuju kecepatan 72 kilometer per jam (jalan
pedesaan/aspal biasa), 45 kilometer per jam (jalan bergelombang), dan 10
kilometer per jam di perairan. Berbagai silabus mesin perang dunia
memasukkan BMP-3F dalam kelas kendaraan perang infantri berat; ditandai
sistem perlindungan persenjataan aktif walau bodi dan kubah meriamnya
dari alumunium diperkeras (agar tahan karat). Tidak akan ada pengaruh
besar jika dia disembur tembakan kaliber 30 milimeter dari jarak dekat,
seumpama dari senapan mesin berat 2A42.
Kendaraan perang Indonesia, rasa Rusia
Akhirnya,
kemampuan renangnya yang mencapai tujuh jam nonstop dan mampu
menundukkan rawa-rawa yang tidak bisa dijangkau manusia, tidak akan
bermakna banyak jika musuh tidak bisa ditumpas. Untuk itulah, meriam 100
milimeter berkecepatan rendah 2A70 menjawab tantangan ini, meluncurkan
proyektil 9M117 ATGMs (AT-10 Stabber), yang bisa disimpan dalam
rak-raknya sebanyak 40 unit. BMP-3F juga memiliki sepasang senapan mesin
berat 30 milimeter 2A72 yang bisa meluncurkan 400 peluru per menit.
Jika dia berhadapan dengan musuh, senapan mesin 7,62 milimeternya yang
bertugas secara koaksial bisa menyemburkan hingga 2.000 peluru per
menit.
"Doktrin
pertempuran tank mengajarkan bahwa tank selalu bergerak dalam formasi
tempur tertentu sesuai taktik dan strategi, informasi posisi dan
kekuatan lawan, serta keadaan geografis saat itu. Dipadukan dengan
konsep pendudukan marinir, maka pergerakan tank bisa dibilang menjadi
"perintis" dan "pelindung" para personel marinir ini," simpul Antara.
Apa lagi sekarang?
Tidak hanya puluhan kendaraan perang Russia yang sampai di Indonesia. "Persenjataan
tersebut sangat dapat diandalkan, tetapi supaya marinir Indonesia tidak
cemas maka diambil keputusan untuk memberikan garansi selama setahun
dalam perjanjian jual beli. Kami bekerja sama dengan para marinir
sebagai satu tim, satu keluarga. Oleh sebab itu, semuanya dapat
terwujud," kata kepala warranty team, Sergei Safronov kepada RBTH
Indonesia.
Menariknya,
kontrak besar dengan Indonesia menjadi dorongan bagi ide yang sudah
lama ingin direalisasikan dalam pabrik Russia, yaitu pembuatan pusat
pelatihan khusus, yang telah dibuka pada bulan Juni 2013.
Pelajar
pertama pada pusat pelatihan khusus tersebut adalah para tentara
Indonesia, yang telah melewati pelatihan 5 bulan, baik pendidikan teori
maupun praktek dalam lingkungan berfasilitas khusus milik pabrik
tersebut.
"Telah
siap para ahli yang kompeten, dan sekarang semua yang telah kami didik
di Kurganmashzavod akan mendistribusikan pengalaman berharga miliknya
kepada generasi muda,” rangkum Safronov.