Sabtu, 26 November 2011

5 Perbedaan Pernikahan Anak Presiden SBY dan Sultan HB X


Jakarta - Jika tadi sudah ditulis mengenai 9 persamaan pernikahan Edhie Baskoro Yudhoyono-Aliya Rajasa dan GRAj Nurastuti Wijareni-Achmad Ubaidillah, kini detikcom akan mencoba menyajikan perbedaan-perbedaannya.

Ibas dan Aliya telah resmi menjadi pasangan suami istri setelah akad nikah di Istana Cipanas, 24 November lalu. Sedangkan Jeng Reni dan Ubay telah resmi menikah pada 18 Oktober lalu.

Berdasar hasil penelusuran detikcom, Sabtu (26/11/2011), sedikitnya ada 5 perbedaan yang mencolok terlihat. Berikut sajian detikcom.

1. Royal Wedding

Mungkin sejumlah orang menyebut pernikahan Ibas-Aliya sebagai sebuah Royal Wedding. Namun sebenarnya sebutan itu tidak bisa dilekatkan pada pernikahan mereka. Mengapa? karena pernikahan Royal Wedding hanya terjadi di sebuah kerajaan, sedangkan Ibas dan Aliya bukanlah keturunan raja.

Lain halnya dengan pernikahan Jeng Reni-Ubay, sudah jelas status ningratnya. Jeng Reni adalah putri bungsu Sri Sultan Hamengkubuwono X raja Yogyakarta. Karena Jeng Reni adalah keturunan raja, maka pernikahannya sudah pasti disebut Royal Wedding.

2. Kirab

Sudah menjadi salah satu kebiasaan dalam pernikahan Keraton Yogyakarta, salah satu prosesinya adalah kirab. Di dalam prosesi ini, pasangan pengantin akan diarak dengan kereta kencana ke jalan raya sehingga warga bisa menyaksikannya.

Sementara untuk pernikahan Ibas-Aliya tidak memakai prosesi ini. Warga hanya bisa menyaksikan pasangan yang tengah berbahagia itu melalui layar lebar.

3. Paspampres

Sudah jelas sekali, pernikahan Jeng Reni dan Ubay tidak melibatkan unsur pengamanan dari Paspampres karena Sri Sultan Hamengkubuwono memang bukan presiden. Paspampres memang sempat terlihat di pernikahan Jeng Reni namun hanya saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hadir.

Sementara di pernikahan Ibas dan Aliya, pasukan khusus pengamanan Presiden ini ada di mana-mana. Maklum saja, yang punya gawe memang orang nomor satu di Indonesia yang memang memiliki fasilitas keamanan dari Paspampres.

4. Pesta Rakyat

Selain bisa menikmati kirab pengantin, warga Yogyakarta dan sekitarnya juga ikut berpesta. Di Jalan Malioboro disediakan aneka makanan angkringan, gratis. Meski jumlahnya kalah sedikit dibanding jumlah warga yang datang, namun warga terlihat bahagia. Makanan itu disediakan oleh sejumlah komunitas di Yogyakarta yang merasa ikut berbahagia dengan pernikahan ini.

Sementara di pernikahan Ibas-Aliya, rakyat juga ikut 'berpesta'. Di Istana Cipanas, warga yang datang juga ikut makan dan minum dan terlihat ceria, namun makanan dan minuman yang mereka nikmati itu mereka beli sendiri dari pedagang yang sengaja mangkal di lokasi pernikahan Ibas-Aliya.

5. Perintah Ini Itu

Saat Ibas-Aliya menikah, sejumlah perintah untuk 'rakyat' dilansir. Salah satunya dengan meminta pedagang di Jalan Cipanas Raya tutup. Tak cuma itu, saat resepsi di Jakarta Convention Center (JCC), Book Fair yang digelar di Istora Senayan diminta ditutup karena lokasi yang dekat dengan pernikahan Ibas-Aliya harus steril.

Sementara pada saat pernikahan Jeng Reni dan Ubay, tidak ada perintah yang meminta warga berbuat ini, itu. Meski Jalan Malioboro sempat ditutup untuk kirab, para pedagang di Malioboro dan Pasar Gede tetap diperbolehkan berdagang seperti biasanya. Meski akhirnya mereka menutup sendiri tokonya karena warga yang datang ke lokasi sangat luar biasa banyak.
(ken/lh)

http://www.detiknews.com/read/2011/11/26/131247/1776202/10/?992204topnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar