JAKARTA – Pemerintah RI menganggarkan dana USD 325 juta untuk pemenuhan kebutuhan pesawat angkut militer TNI AU. “Kita alokasikan anggaran 325 juta dolar AS untuk kebutuhan pesawat angkutan sedang ini, tetapi kita tetap mengikuti proses yang ada,” ujar Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Letjen TNI Purn Sjafrie Sjamsoeddin di Lanud Halim Perdanakusuma, Jumat (7/10).
Sebelumnya bersama anggota DPR komisi I, III, dan VI, Wamenhan mengikuti demo terbang pesawat NC-295 buatan Spanyol dari Halim PK ke Lampung, dan kembali lagi ke Halim. Menurut Sjafrie, proses ini mencakup pertimbangan dari pengguna yakni TNI, DPR, dan pemerintah.
Sjafrie menjelaskan, pemerintah tengah menjajaki pembelian pesawat yang nantinya akan diproduksi PT DI berdasarkan lisensi Airbus Military (EADS).
Maggie Bergsma, Airbus Head of Media Relations Communications mengatakan, pihaknya akan meninjau performa PT DI termasuk memberikan pembekalan manajemen untuk memperkuat performa perusahaan. "Tidak hanya dalam memproduksi pesawat, tetapi juga dalam memasarkannya,” ujar Maggie.
Heli Panther Untuk Anti Kapal Selam TNI-AL
Selain kebutuhan pesawat, PTDI juga telah mampu memenuhi kebutuhan alutsista berupa heli, torpedo dan simulator.
Dari jenis helikopter, PTDI berencana memproduksi heli BELL-412EP varian serbu dan angkut sebanyak delapan unit bernilai masing-masing 85 juta dolar AS pada tahun 2011 dan 2012. Selain itu PTDI juga menawarkan heli jenis Fennec AS-550 kepada TNI AD sebanyak delapan unit seharga USD 90 juta.
Untuk TNI AU, jenis yang ditawarkan adalah helikopter jenis EC-725 Cougar untuk Combat SAR sebanyak enam unit bernilai USD 200 juta dan helikopter NAS-332 Super Puma sebanyak dua unit senilai Rp.370 miliar.
Sementara untuk TNI AL selain tiga unit heli angkut BELL-412EP senilai USD 30 juta, PTDI juga menawarkan satu unit AS-565 Panther Anti Kapal Selam (AKS) sebesar Rp200 miliar.
Total potensi pasar dalam negeri yang ingin digaet PT DI antara 2011-2014 adalah USD 905 juta plus Rp1,087 triliun. Itu setara Rp9,23 triliun.
Sumber : POSKOTA.CO.ID
http://alutsista.blogspot.com/2011/10/325-juta-dollar-untuk-c-295.html
Sebelumnya bersama anggota DPR komisi I, III, dan VI, Wamenhan mengikuti demo terbang pesawat NC-295 buatan Spanyol dari Halim PK ke Lampung, dan kembali lagi ke Halim. Menurut Sjafrie, proses ini mencakup pertimbangan dari pengguna yakni TNI, DPR, dan pemerintah.
Sjafrie menjelaskan, pemerintah tengah menjajaki pembelian pesawat yang nantinya akan diproduksi PT DI berdasarkan lisensi Airbus Military (EADS).
Maggie Bergsma, Airbus Head of Media Relations Communications mengatakan, pihaknya akan meninjau performa PT DI termasuk memberikan pembekalan manajemen untuk memperkuat performa perusahaan. "Tidak hanya dalam memproduksi pesawat, tetapi juga dalam memasarkannya,” ujar Maggie.
Heli Panther Untuk Anti Kapal Selam TNI-AL
Selain kebutuhan pesawat, PTDI juga telah mampu memenuhi kebutuhan alutsista berupa heli, torpedo dan simulator.
Dari jenis helikopter, PTDI berencana memproduksi heli BELL-412EP varian serbu dan angkut sebanyak delapan unit bernilai masing-masing 85 juta dolar AS pada tahun 2011 dan 2012. Selain itu PTDI juga menawarkan heli jenis Fennec AS-550 kepada TNI AD sebanyak delapan unit seharga USD 90 juta.
Untuk TNI AU, jenis yang ditawarkan adalah helikopter jenis EC-725 Cougar untuk Combat SAR sebanyak enam unit bernilai USD 200 juta dan helikopter NAS-332 Super Puma sebanyak dua unit senilai Rp.370 miliar.
Sementara untuk TNI AL selain tiga unit heli angkut BELL-412EP senilai USD 30 juta, PTDI juga menawarkan satu unit AS-565 Panther Anti Kapal Selam (AKS) sebesar Rp200 miliar.
Total potensi pasar dalam negeri yang ingin digaet PT DI antara 2011-2014 adalah USD 905 juta plus Rp1,087 triliun. Itu setara Rp9,23 triliun.
Sumber : POSKOTA.CO.ID
http://alutsista.blogspot.com/2011/10/325-juta-dollar-untuk-c-295.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar