Jumat, 22 Juli 2011

Air Zam-Zam, Oase Padang Pasir Yang Menyejarah

Saat berkunjung ke tanah suci, oleh-oleh yang diingat tetangga dekat yaitu air zam-zam dan kurma. Air yang memiliki kandungan mineral tinggi secara medis dan memiliki makna sejarah yang istimewa bagi umat Islam.

Zam-zam dalam bahasa Arab berarti air yang melimpah. Memang air zam-zam senantiasa melimpah dan tidak pernah kering dan habis meski sudah beribu kali bahkan jutaan orang mengambil dan mengalirkan bagi kebutuhan hidup seluruh jamaah yang datang ke Makkah.

Saat ini posisi sumur air zam-zam sudah tidak tampak dari atas permukaan di sekitar Ka'bah. Akibat perluasan dan pembangunan dan area pelataran thawaf, sumur zam-zam kemudian dipugar dengan cara meletakkan alirannya langsung di bawah masjidil Haram. Jadi wujudnya sumur sudah tidak bisa dilihat lagi, namun bisa ditelusuri dan dilihat dengan turun ke bawah masjid.

Dulu, sumur zam-zam itu terletak di bagian bawah, sekitar + 20 meter sebelah Tenggara Ka'bah. Sumur ini selalu mengeluarkan air bersih dan jernih. Saat akan meminum air zam-zam ini disarankan untuk berniat, lalu menghadap Ka'bah sambil membaca doa, "Bismillahirahmanirrahim, Ya Allah, aku mohon pada-Mu ilmu pengetahuan yang bermanfaat, rezeki yang luas dan disembuhkan dari segala macam penyakit."

Sejarah sumur zam-zam tidak bisa dilepaskan dari seorang ibu yang sedang berjuang mencarikan air minum bagi anaknya yang masih bayi dan terus menangis. Ibu tersebut tak lain adalah Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim as. yang atas perintah Allah diungsikan ke sebuah daerah baru yang bernama Bakkah di sekitar perbukitan.

Sang ibu dan anaknya sempat kehabisan bekal air sehingga Siti Hajar harus berlari-lari dari bukit Safa menuju bukit Marwah untuk mencari air. Karena panik dan kegalauan yang berlebih setelah si anak, Ismail menangis, Siti Hajar sempat bolak-balik lari di antara dua bukit itu sebanyak tujuh kali, namun ia tidak mendapatkan air yang dimaksud.

Tiba-tiba Hajar mendengar ada suara, dan langsung Hajar berkata, "Aku mendengar suaramu, tolonglah kami jika engkau memiliki kebaikan."

Ternyata malaikat Jibril yang datang dan menampakkan diri, melalui hentakan kaki Ismail yang masih bayi, dengan serta merta memancarlah air dari perut bumi. Hajar kemudian membendung air itu karena berlimpah sambil berkata, zam ... zam... zam yang maksudnya kumpul ... kumpul ...
Dengan bekal air inilah kemudian Hajar bisa lebih tentram dan hidup aman sejahtera.

Peristiwa yang sudah tentu istimewa ini kemudian diabadikan menjadi bagian dari rukun haji dan umrah dalam bentuk Sa'i, berlari-lari kecil dari bukit Safa menuju Marwah. Sebuah perjalanan mengenang kegalauan Hajar yang terus berjuang mencari air demi kehidupan anak dan masa depannya.
Saat melakukan Sa'i, tentu setiap pribadi muslim juga diharapkan mampu mengambil makna dalam ibadah yang dijalani.(KH)

http://kabarhaji.com/ibadah/215/air-zamzam-oase-padang-pasir-yang-menyejarah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar