Selasa, 26 Juli 2011

Kasus Nazaruddin dari Kacamata Teknologi


Jakarta - Beredar SMS ancaman atas nama Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazarudin, setelah ia pergi ke Singapura. Ini analisa dari sisi teknologi.

Beredar SMS dari nomor Singapura, +65843939xx, berisi ancaman dari orang yang mengatasnamakan dirinya M. Nazaruddin. Pesan singkat ini pun kini beredar di SMS serta BBM dan kabarnya, nomor ini sudah tak aktif lagi. Berikut analisa telematika kasus ini menurut pengamat TI Abimanyu Wachjoewidajat.

Pertama, mungkin saja SMS ini benar dikirim melalui nomor MSISDN (ponsel) pasca bayar, kemudian pemiliknya segera unsubscribe. “Namun caraini mudah terlacak,” ungkapnya pada INILAH.COM.

Kedua, mungkin SMS dikirim dari nomot pra bayar (yang dibeli diSingapura), kemudian tak dipakai lagi (dihidupkan hanya saat dipakai saja).

Ketiga, SMS mungkin dikirim dari komputer di Indonesia menggunakan jasa SMS Masking yang kemudian diubah data pengirimnya agar seolah dari nomor Singapura.

“Cara kedua dan ketiga mungkin dilakukan, dan cara termudah serta termurah adalah cara ketiga karena secara teknologi, siapapun bisa menggunakan layanan bulk SMS kemudian mengirimkannya seakan dari nomor tertentu (fake SMS),” papar pria yang akrab disapa Abah ini.

Cara ini bisa dilakukan melalui komputer atau ponsel dimanapun saja karena berbasis web. Meski begitu, orang awam akan sulit melacaknya, “Namun, secara telematika, hal ini bisa dilakukan, yang diperlukan adalah otorisasi dari pihak berwajib,” lanjutnya.

Jika cara ini sebenarnya trik di luar pihak Nazaruddin, maka cara ini diyakini ampuh memancing Nazaruddin muncul kembali di Indonesia, lanjutnya lagi. Selain itu, jika server BlackBerry dipindah ke Indonesia, maka kejadian hilangnya Nazaruddin tak lagi jadi masalah karena segala komunikasinya terus terpantau.

“Tentunya, banyak pihak yang mengalami ganjalan. Pasalnya, anggota DPR lainnya juga akan mudah terawasi”. Cara lain yang bisa dilakukan, yakni memantau keluarga (anak dan istri) Nazaruddin.

Melalui CDR (Call Detail Record), bisa ketahuan siapa yang sering dihubungi. Jika ada nomor-nomor identik, kemungkinan nomor itu milik Nazaruddin. Cara serupa juga bisa diterapkan pada email.

“Pada prinsipnya, secara telematika, semua pelacakan bisa dilakukan, hanya butuh serious goodwill pihak terakit guna melakukan pelacakan,” tutupnya.

http://teknologi.inilah.com/read/detail/1557132/kasus-nazaruddin-dari-kacamata-teknologi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar