Jumat, 22 Juli 2011

Sumur Zam-Zam mengering Ah masak bisa sih ?

Berita di Detik.com dan JawaPos menuliskan bahwa ada kekhawatiran mengeringnya sumur Zam-Zam. Pasti berita seperti ini akan mengagetkan banyak orang, apalagi yang percaya bahwa keajaiban Zam-zam itu akan abadi dan kekal selamanya. Padahal kalau kita teliti sedikit jeli melihatnya maka kita akan tahu bahwa dari sudut pandang hidrogeologi sumur Zam-zam secara tehnis hanyalah sumur gali biasa. Bahkan kalau dilihat dari sejarah bisa ditelesik bahwa sumur ini pernah hilang, dan diketemukan kembali oleh Abdul Muthalib, kakek Nabi Muhammad SAW. Sedangkan kisah sebelum diketemukan (kembali) sumur ini, masih banyak mengandung mitos serta metafora yang dipercayai oleh umat Islam sebagai sumur (mata air) yang muncul ketika Allah menolong Siti Hajar setelah beralir-lari (sa’i) diantara bukit Shofa dan Marwa. Bukan soal bener dan salah tetapi tentang kebenaran metafor ini tentunya ngga mungkin dikaji dengan dongeng geologi, kan ?

“Looh Pakdhe, katanya sumur ini ngga bakalan kering ?”
“Sumur ini tetap harus dijaga. Dan sumur inipun tidak akan melanggar sunatullah lainnya yaitu adanya keterbatasan untuk segala sesuatu yang ada di semesta ini. Manusia jugalah yang berkewajiban menjaga sumur ini selanjutnya”.
Berita tentang Zam-zam,

Sumur ini sering mengundang berita. Selain karena air sumur dipercaya ini mengandung mineral-mineral yg berguna, namun juga tidak kalah yang memberitakan bahwa air sumur ini juga berbahaya, tidak higienis dan sebagainya. Pada tahun 1982 ketika sedang ada pengerjaan bagian bawah Kabah terjadi semburan air cukup deras yang diperkirakan dari akifer Zam-zam. Raja Fahd akhirnya memerintahkan untuk meneliti secara khusus dengan melibatkan ahli-ahli geologi Dr Adnan Niazi, professor of Geo-Physics dari King Fahd University of Petroleum and Minerals Dhahran, Saudi Arabia.

Berita bahwa sumur ini mengering juga sudah beberapa kali tersebar. Dalam dasa warsa terakhir ini salah satunya terlontar akibat ditutupnya jalan menuju sumur dari tempat thawaf. Secara tehnis memang dengan penutupan jalan kebawah ini menjadikan tempat thawaf semakin lebar dan mampu membuat ibadah thawaf lebih lengang. Berita terakhir kemarin adalah larangan untuk membawa air zam-zam didalam pesawat. Larangan-larangan ini tentu saja banyak mengundang spekulasi, apa benar sumur zam-zam mengering ?

Kebetulan pagi tadi ada kawan di geologi yang juga bertanya soal ini

2008/1/18 Iwan B :
> Mas Vicky,
> air zam-zam yang ada sekarang ini apa sama dengan yg digali zamam Nabi Muhammad SAW?



Kebetulan aku sedang membaca Buku Sejarah Arab, pinjeman dari sahabatku Mas Latif. Buku yang aku baca berjudul History of the Arabs, Revised: 10th Edition (Paperback) by Philip Hitti , Buku ini cukup banyak menggambarkan “sejarah” Arab. Tapi aku belum nyampai soal Zam-zam jaman Nabi, bukunya tuebel banget
Tetapi dari beberapa buku lain yang pernah aku baca menyatakan bahwa sumur yang saat ini merupakan sumur jaman Nabi Muhammad dahulu yg digali dan diketemukan kembali oleh Kakeknya Kanjeng Nabi Muhammad. Sedangkan sejarah sebelum diketemukannya kembali itu masih burem atau masih seperti “metafora” (berbau mitos dll), hanya keyakinan yang dapat dipakai, tetapi sulit (tidak mudah) membuktikan sebagai kajian “sejarah”. Nanti akalau buku yang aku baca itu menyebutkan arkeologisnya aku crita tambahannya.

>  apakah ada penelitian geologi & geofisika (seismic & geolistrik) untuk menjelaskan aquifer dan volumenya?

Kalau menurut SGS (Saudi Geological Survey) mereka melakukan studi khusus tentang sumur ini. Mereka juga melakukan studi pumping test akifer dll. Yang salah satunya akhirnya membuat sumur ini menjadi sumur moderen dengan sumersible pump. Alhamdulillah aku sudah sempat melihat dengan mata kepala sendiri konstruksinya sebelum sumur ini ditutup untuk umum.
Pernah kering dan hilang

Kalau soal hilang (pernah kering) dan terkubur pasir sebenernya sudah ada tulisan SGS yang jelas mengatakan, “According to Arab historians, the Zamzam Well, except for a few periods when it became dry or was buried under sand, has been in use for around 4000 years”. Jadi kalau tulisan ini benar, maka memang iya Sumur Zam-zam pernah hilang dan pernah kering ! Hal ini harus dimengerti dan disadari oleh siapa saja. Menurutku kita (sebagai manusia yang berfikir) tidak boleh menutup mata dan telinga tentang sifat alamiah sumur Zam-zam ini. Dan ini juga yang dilakukan oleh pemerintah Saudi.

Bahkan menurut sebuah kisah “Pada masa lalu, saat kesucian Masjidil Haram tercemari oleh kemusyrikan satu kabilah bernama Jurhum, sumur air zamzam itu pernah kering dan perlahan sumurnya tertutup. Sumur zamzam pun hilang selama beberapa abad lamanya. hingga akhirnya digali ulang oleh Kakeknya Nabi Muhammad SAW. > – dengan catch area yang kecil, apakah memungkin sumur zam-zam menyuplai air sejak zaman Nabi Ibrahim sampai sekarang? kecuali karena keajaiban?
Kalau kita hanya mengandalkan data rata-rata curah hujan yang aku lihat dibawah 100mm/tahun maka dengan cacthment area yang terbatas didaerah ini, mungkin model apapun yang dibuat untuk sumur Zamzam akan kekurangan air kalau diambil terus, dan juga tidak hanya diambil lewat sumur Zam-zam. Tentusaja sejak dahulu ada sumur2 lain di sekitar Makkah milik penduduk lokal. Mungkin saja banyak atau ada anomali-anomali curah hujan yang tidak masuk dalam kondisi rata-rata seperti yang tergambar dipeta sebelah kanan ini.


Kalau melihat sejarah soal hidrologi di Saudi khususnya Makkah ini maka kita akan mengerti adanya kondisi khusus dimana terjadi banjir di Makkah ! Menurut saya banjir cukup besar yang datang terakhir tahun 1941 menyebabkan ibadah haji terganggu. Mekanisme Banjir ini pula yang menurutku merupakan salah satu “cara” mensuplai air untuk sumur Zam-zam. Bisa jadi tanki utama (water storage) air Zam-zam ini bukan hanya Wadi Ibrahim saja tetapi juga fracture atau rekah-rekah di basement yang konon air ini justru mengucur lebih banyak dari celah-celah rekahannya.

Uji pumping test menjelaskannya :
Uji pompa (pumping test) telah dilakukan pada sumur ini, pada pemompaan 8000 18.5 liters/detik selama lebih dari 24 jam (note: perlu referensi angka yang lebih sahih, tapi angka 118.5 sepertinya lebih reliable) memperlihatkan permukaan air sumur dari 3.23 meters dibawah permukaan menjadi 12.72 meters dan kemudian hingga 13.39 meters. Setelah itu pemompaan dihentikan permukaan air ini kembali ke 3.9 meters dibawah permukaan sumur hanya dalam waktu 11 minut setelah pompa dihentikan. Sehingga dipercaya dengan mudah bahwa akifer yang mensuplai air ini berasal dari beberapa celah (rekahan) pada perbukitan disekitar Makkah.


Dari uraian pumping test diatas sepertinya banyak kontribusi justru dari rekahan yang ada dibawah (basement) bukan hanya dari Alluvium Wadi Ibrahim. Dan setahu saya yang ditakutkan atau dikhawatirkan saat ini adalah tumbuh kembangnya daerah ini menjadi hutan beton dengan gedung-gedung bertingkat. Tentusaja mereka akan menggali fondasi hingga basement. Dan kalau “wadah” atau “storage” Zam-zam ini terganggu akan mengurangi kapasitas produksinya.

FYI, jumlah jamaah haji ini sejak jaman Nabi hingga sekitar 1940-an selalu konstan pertumbuhannya. Tahun 1940-an (Pra perang dunia II) ini masih sekitar 400 000. Saat ini jamaah haji sudah lebih dari 2 juta dalam satu musim haji saja. Dan tahu kan banjir besar itu juga terjadi pada tahun 1941 …. Peningkatan jumlah jamaah haji ini justru terjadi pasca banjir. Apakah waktu itu sebenernya pertanda akan membanjirnya jamaah haji ? … “Wallah hualam”
Lantas apa donk keajaibannya ?

Keajaibannya mnurutku “tidak statis”, tetapi keajaiban itu selalu berkembang. Dahulu sesuatu yang aneh kalau di gurun ada sumur air, sehingga akan menarik peziarah. Apalagi air ini merupakan kebutuhan hidup para Saat ini manusia dapat menjelaskannya, dan keberadaannya mungkin menjadi tidak aneh dan tidak ajaib lagi. Menurutku salah satu keajaibannya saat ini justru dari muncul dari olah pikir, teknologi, serta kemauan dan semangat manusia-manusia yang berpikir untuk menjaganya. Bayangkan saja berapa ilmu pengetahuan baru yang akan muncul dengan meneliti, menyelidiki, dan mengamati sumur yang satu ini.

Dibawah sana ada berita dari ArabNews (14 Jan 2008) bahwa pemompaan Zam-zam akan dihentikan untuk diteliti. Ini menunjukkan bahwa saat ini pemerintah Saudi pun juga telah menggunakan dasar ilmiah, teknologi dan keilmuan dalam memelihara sumur ini.

Bacaan terkait :
Rahasia Sumur Zamzam – 1 (Geologi)
Rahasia Sumur Zamzam – 2 (Monitor dan pemeliharaan)

Arab News : Zamzam Pumping Temporarily Halted
Arab News
JEDDAH, 14 January 2008 – Pumping of water from Zamzam well inside the Grand Mosque in Makkah will be stopped for two weeks in order to conduct studies by the Saudi Geological Survey. But the measure will not affect Zamzam water supply in the two holy mosques, an official statement said.
“We have stored adequate amount of Zamzam water in huge containers to meet the needs of the two holy mosques,” said Aifan Al-Jeaid, director of the Zamzam water Distribution Department.
He said Zamzam water supply centers in Gaza and Bab Al-Fateh would be closed during the period. “We found this time suitable for the closure as most pilgrims have already left Makkah after performing Haj and water consumption will be less during winter,” he explained.


http://rovicky.wordpress.com/2008/01/18/zamzam-pernah-kering/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar