Selasa, 16 Agustus 2011

Bagaimana cara terbang helikopter dan cara mengendalikannya

Sebuah pesawat normal dapat terbang ke depan, atas, bawah, kiri dan kanan. Helikopter dapat melakukan semua plus ini, helicopter juga mempunyai kemampuan untuk terbang ke belakang, memutar 360 derajat di udara tanpa harus terbang kedepan terlebih dahulu.

Helikopter mungkin terbatas dalam kecepatan mereka, tetapi manuver yang luar biasa yang disebutkan di atas adalah salah satu yang membuat mereka sangat berguna dalam banyak situasi.


Mengontrol helikopter
Helikopter mempunyai metode yang sangat berbeda dari metode pesawat terbang, dan lebih sulit untuk di kuasai. Helikopter membutuhkan konsentrasi konstan oleh pilot, dan terus menerus harus di kontrol.


Sebuah helikopter konvensional mempunyai rotor(baling2) utama di atasnya yang terdiri dari 2 atau lebih rotor blades

Komponen utamanya adalah swash plate, terletak di dasar kepala rotor. swash plate terdiri dari satu disk non-revolving dan satu disc revolving terpasang langsung di atas. swash plate terhubung dengan kontrol kokpit tongkat dan berfungsi untuk miring ke arah manapun , atau bergerak naik-turun sesuai dengan gerakan tuas kolektif, sesuai dengan gerakan tongkat siklik yang di pegang oleh pilot.

basic dari gerak maju baling-baling
helicoper
setiap rotor blade(baling2) adalah bagian yang serupa dengan sayap yang ada di pesawat, dan prinsip memutar rotor blade yang menghasilkan daya angkat ke atas sama persis dengan cara daya angkat sayap pada pesawat terbang. setiap baling2 ketika bergerak melalui udara mempunyai angel of attack, liat gambar di bawah ini.


kolektif control
kolektif kontrol adalah tuas yang berfungsi sebagai peningkat atau penurun swash plate pada poros rotor utama, tanpa memiringkannya.
tuas ini hanya bergerak naik turun dan berkorespondensi secara langsung dengan gerakan yang di inginkan helikopter.
tuas naik akan menghasilkan daya angkat
dan akan menaikkan helikopter, dan sebaliknya jika tuas turun maka akan menghasilkan daya menurun ( sink )

swash plate bisa naik dan bisa turun sehingga mengubah gerak smua baling2 pada saat yang sama dan tingkat yang sama, atau kolektif, perubahan daya angkat tetap konstan sepanjang putaran penuh baling2, oleh karena itu helikopter bisa bergerak ke segala arah, selain berdiri tegak ( straght up )

Cyclic control
kontrol cyclic berupa tongkat yang berada pas di tengeh2 kedua lutut pilot, dan dapat di gerakkan ke segala arah, kecuali ke atas dan ke bawah

seperti kontrol kolektif, gerakan2 tongkat cyclik sesuai dengan arah gerakan helikopter,

kontrol cyclic berfungsi untuk memiringkan swash plate, mengingkatkan gerakan maju helikopter dari sudut tertentu di titik rotasi, ketika sudut pegerakan helikopter berubah maka daya angkat dari setiap baling2 akan menjadi seimbang



Rotational (yaw) control
baling2 yang berada di bagian belakang di sebut tail rotor, tail rotor merupakan baling2 yang di pasang secara vertikal, tail rotor ini berfungsi sebagai pengontrol rotasi dari hekopter itu sendiri, untuk lebih memahaminya kita harus memahami torque terlebih dahulu.




torque atau torsi kekuatan natural yang menyebabkan putaran, dan perputaran itu di sebabkan oleh rotor utama, ketika baling2 berputar maka reaksi itu akan berpengaruh pada badan helikopter untuk memulai perputaran ke arah yang berlawanan dengan rotor..

jadi untuk mengalahkan reaksi torsi, rotor tail di hubungkan dengan rotor utama melalui gear yang berputar oleh putaran rotor utama.

perputaran rotor tail itu menghasilkan daya dorong yang sama persis seperti pesawat terbang, hal ini untuk mencegah spin pada badan badan helikopter,
dan rotor tail dapat di ubah oleh pilot untuk mengontrol jumlah daya dorong yang di hasilkan

meningkatkan sudut gerakan dari rotor tail akan meningkatkan daya dorong, dan mengakibatkan tekanan helikopter ke arah yang sama dengan rotor utama. mengurangi sudut pitch akan menurunkan daya dorong, dan rotor utama akan berputar ke arah yang berlawanan.

pilot mengendalikan gerakan rotor tail dengan dua pedal yang berada di kakinya dan sama persis seperti gerakan kendali pada pesawat terbang.

Throttle control
Kontrol throttle adalah twist ‘-grip’ di ujung tuas kolektif dan terhubung langsung ke pergerakan tuas sehingga RPM mesin selalu sama pada setiap seting kolektif yang diberikan. Karena kontrol pitch cyklic dan kolektif menentukan pergerakan helikopter, RPM mesin tidak perlu disesuaikan seperti mesin pesawat. Jadi selama terbang normal, konstan kecepatan mesin (RPM) tetap sama dan pilot hanya perlu untuk mengatur ‘fine tune’ throttle bila diperlukan.

bagaimana pun, hubungan langsung antara kekuatan mesin dan rotor tail helikopter pasti ada – lebih cepat berputar baling-baling utama maka akan menghasilkan torsi lebih, pitch besar diperlukan rotor tail untuk menghasilkan daya dorong lebih besar pula.

untuk catatan, bahwa setiap bagian kontrol helicopter itu sangat mudah untuk di pahami dan di operasikan, kesulitan akan datang jika menggukanan kontrol bersamaan, dimana koordinasi harus sempurna, mengubah satu kontrol saja pasti kontrol2 yaqng lain juga harus di ubah, jadi harus terus menerus di koreksi.


http://r1baca1.wordpress.com/2010/09/22/bagaimana-cara-terbang-helikopter-dan-cara-mengendalikannya/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar