PONTIANAK – Pemerintah Kota Pontianak, Kalimantan Barat, mengemas tradisi meriam karbit di tepi Sungai Kapuas menjadi agenda wisata tahunan yang bertepatan dengan perayaan Idul Fitri. Festival Meriam Karbit 2009 diselenggarakan mulai H-1 hingga H+3 Idul Fitri dan diikuti 312 meriam karbit.
Pada Senin malam (21/9), Wali Kota Pontianak Sutarmidji menyulut salah satu meriam sebagai penanda pembukaan acara tersebut. Masyarakat Pontianak pun sangat antusias untuk menyaksikan acara itu. “Saya ingin melihat Pak Wali menyulut meriam karbit. Kan jarang ada pejabat yang mau melakukannya. Baru Pak Wali Kota yang saya lihat berani menyulutnya,” ungkap Rustam, 43, salah seorang pengunjung.
Hal senada diungkapkan Hanafi, 32. Dia bangga terhadap Festival Meriam Karbit tahun ini karena dibuka langsung oleh Wali Kota Pontianak. “Saya acungkan jempol kepada Pak Wali karena mau turun ke Bansir dengan kondisi yang berdesakan. Beliau juga berani menyulut meriam karbit. Saya saja tidak berani,” ujarnya sambil tersenyum.
Sutarmidji menyatakan, tradisi meriam karbit harus dibudayakan. Sebab, meriam karbit memiliki sejarah terkait dengan berdirinya Kota Pontianak. Berdirinya Keraton Kadariyah Pontianak diawali dengan tembakan meriam. Lokasi jatuhnya peluru dari meriam dijadikan tempat berdirinya keraton. Sementara itu, Kapolda Kalbar Brigjen Pol Erwin TPL Tobing menyatakan terkesan dengan Festival Meriam Karbit di Kota Pontianak. “Selama saya menjadi Kapolda, baru kali ini saya temui adanya Festival Meriam Karbit. Tidak ada di kota lain, selain di Pontianak,” ungkapnya.
http://bacaan.blog.com/2009/09/24/pemkot-pontianak-kemas-tradisi-meriam-karbit-jadi-agenda-wisata/
Pada Senin malam (21/9), Wali Kota Pontianak Sutarmidji menyulut salah satu meriam sebagai penanda pembukaan acara tersebut. Masyarakat Pontianak pun sangat antusias untuk menyaksikan acara itu. “Saya ingin melihat Pak Wali menyulut meriam karbit. Kan jarang ada pejabat yang mau melakukannya. Baru Pak Wali Kota yang saya lihat berani menyulutnya,” ungkap Rustam, 43, salah seorang pengunjung.
Hal senada diungkapkan Hanafi, 32. Dia bangga terhadap Festival Meriam Karbit tahun ini karena dibuka langsung oleh Wali Kota Pontianak. “Saya acungkan jempol kepada Pak Wali karena mau turun ke Bansir dengan kondisi yang berdesakan. Beliau juga berani menyulut meriam karbit. Saya saja tidak berani,” ujarnya sambil tersenyum.
Sutarmidji menyatakan, tradisi meriam karbit harus dibudayakan. Sebab, meriam karbit memiliki sejarah terkait dengan berdirinya Kota Pontianak. Berdirinya Keraton Kadariyah Pontianak diawali dengan tembakan meriam. Lokasi jatuhnya peluru dari meriam dijadikan tempat berdirinya keraton. Sementara itu, Kapolda Kalbar Brigjen Pol Erwin TPL Tobing menyatakan terkesan dengan Festival Meriam Karbit di Kota Pontianak. “Selama saya menjadi Kapolda, baru kali ini saya temui adanya Festival Meriam Karbit. Tidak ada di kota lain, selain di Pontianak,” ungkapnya.
http://bacaan.blog.com/2009/09/24/pemkot-pontianak-kemas-tradisi-meriam-karbit-jadi-agenda-wisata/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar