Minggu, 24 April 2011

10 Alasan Mengapa Saya Tidak Suka Blackberry (bagian II)

Saya tidak menyangka akhirnya posting 10 Alasan mengapa saya tidak suka BlackBerrymenjadi Popular Post, karena mendapat sambutan luar biasa dari pengunjung blog ini. Baik yang datang dari kawan blogger saya, referal link yang ada di Facebook, maupun pengunjung natural yang datang dari search engine karena mengetikkan kata kunci yang mencari informasi tentangBlackBerry.

Kalau biasanya posting saya rata-rata hanya mendapatkan hit impresion dari pengunjung dalam kisaran puluhan, posting 10 Alasan mengapa saya tidak suka BlackBerry, saat saya posting ini sudah dibaca sebanyak 202 orang. Masih rendah, sih impresion segitu kalau yang dipakai perbandingan adalah blog yang sudah ramai pengunjung, tapi setidaknya itulah impresion tertinggi yang pernah saya dapat sepanjang sejarah saya ngeblog.

Nah, karena diantara pembaca posting tersebut diantaranya adalah ada yang sudah pemakai BlackBerry, maka agar posting tersebut tidak dianggap menjelek-jelekkan apalagi mendeskreditkan pemakaiBlackBerry, saya ingin menyampaikan lewat postingan ini bahwa tidak ada maksud saya untuk seperti itu kecuali hanya bermaksud memberikan perimbangan informasi di tengah euforia, kegandrungan orang pada BlackBerry yang semata-mata hanya demi gengsi belaka. Bukan demi feature bisnis BlackBerry yang saya akui sangat powerful mendukung bisnis dan tipikal orang yang punya mobilitas tinggi. Contoh seperti Mas Arkand, salah satu pengomentar dalam posting saya tersebut.

Berikut saya publish ulang update ke-10 point alasan pada posting tersebut. Saya kutip (sebagian kata-kata ada yang saya edit tapi tanpa merubah isinya) jawaban pada komentar saya dibawah posting 10 Alasan mengapa saya tidak suka BlackBerry.

1. Benar sekali, kalau pada handset biasa, non BB kita harus beli lagi untuk memproteksi kepemilikan ini. Namun sayangnya tidak semua orang membutuhkan software atau feature semacam ini seperti yang ada di BB, disamping salah satunya alasannya mahal seperti kata anda (Ada yang berharga sekitar $ 10) juga sayang karena software semacam ini hanya melekat pada handsetnya, bukan simscardnya. Yang tentu saja ini bertolak belakang dengan kegemaran kebanyakan orang yang lebih sering ganti handset sampai beberapa kali per tahun tapi tetap setia dengan nomor ponselnya. Dan kalau pada BB, suka atau tidak suka, butuh atau tidak butuh, fasilitas ini ada dan melekat pada BB-nya, hal yang bagi sebagian orang dianggap membuat ribet (contoh saya) tapi ada sebagian lagi (contoh anda) malah menguntungkan.

2. Benar sekali, saya setuju dengan anda, mahal atau tidak tergantung sudut pandang dan tingkat kebutuhannya. Kalau saya pribadi biaya segitu tak jauh beda dengan biaya Flash yang saya keluarkan setiap bulannya.

3.Jangan terlalu extrem, dong Mas sampai di-PHK segala. Itu sudah menyalahi aturan dari Disnaker karena tidak ada PP di perusahaan mana pun bisa memPHK orang demikian mudahnya hanya karena tidak merespond sms atau email di luar jam kerja. Kalau pun bisa ada tahap-tahapannya yang cukup panjang untuk bisa sampai proses ke arah sana.

4, 6. Benar, tidak ada keharusan pada kita, terlepas kita seorang karyawan atau seorang business man, untuk membalas sesegera mungkin chatt atau email yang masuk. Tapi secara umum orang akan tergerak, penasaran ingin segera membaca jika ada pesan baru dan jika sudah membaca apa isi pesannya, otomatis otak kita akan merespondnya. Dan bilamana itu pesan penting yang perlu segera kita execute karena menyangkut sesuatu yang penting, kebiasaan orang juga akan membalasnya segera. Ini faktanya.

7. Bukan masalah ketakutan, Mas, hanya warning agar waspada. Kebetulan disamping saya sebagai karyawan, disela-sela kegiatan saya sehari-hari saya juga seorang pelaku bisnis online di internet (Internet Marketer) dan punya account di Paypal juga yang menampung semua penghasilan saya dari internet. Sampai sekarang, alhamdulillah aman-aman saja meskipun menggunakan push email. Maksud saya hanya memberikan pemahaman saja barangkali ada yang kurang memahami bagaimana alur data atau sistem kerja email pada layanan push email. Karena di internet tidak ada satu pun pihak yang bisa menjamin data kita bisa 100% secure, aman. Kalau kita jeli kata-kata ini banyak dicantumkan di Disclaimer sebelum kita mengaktifkan sebuah layanan.

Nah, pada kasus push email, kita tahu bahwa pada saat kita create email baru pada BB atau push email lainnya, suka atau tidak suka, kita sebenarnya sudah memberikan kuasa penuh kepada pihak ketiga untuk mengakses email kita lewat username dan password email yang sudah kita berikan. Dan username dan password ini akan selalu direcord di server push emailnya sana sesuai data yang kita berikan saat create push email pertama kali. Untuk sekedar ngetest apakah benar direcord, silahkan ubah password email anda dengan login ke server emailnya langsung, jangan lewat BB. Setelah itu BB akan mengalami error dan tidak bisa ngepush emailnya lagi, selama anda tidak memperbaruhi password email bersangkutan pada BB anda. Jadi maksud saya yang tidak aman dan patut diwaspadai adalah ini, selain juga muatan isi emailnya yang dipush. 

Mungkin analoginya sedikit mirip dengan akses internet pakai Proxy kalau di PC, jejak kita akan direcord oleh server Proxy. Dan Proxy bisa dibuka oleh adminnya. Sekedar perbandingan pada push email gratisan seperti Seven fasilitas PIN message ini juga ada. Jadi tidak hanya BB, satu-satunya yang bisa seperti ini.

8. Kalau saat ganti simcard mungkin tidak ada bedanya antara ponsel biasa dan BB, Mas. Maksud saya yang berbeda adalah saat ganti handset, yang mana pada ponsel biasa tidak ada keribetan seperti ini. Kalau pada BB jika kita ganti handset otomatis PIN akan ikut berubah mengikuti handset yang baru. Artinya, kontak nama kita dalam BBM yang tercatat di address book semua relasi kita akan ikut berubah juga, sehingga kita perlu meminformasikan kembali ke semua relasi agar ikut diperbaruhi. Ini yang saya maksud ribet kecuali kalau kita chatnya lewat layanan pihak ketiga seperti YM, Skype dll ya tidak masalah. Atau PIN bisa dibuat tetap sama meskipun handsetnya berubah-ubah ya tidak jadi masalah.

10. Benar sekali, Mas Nokia dan BB sama-sama kita tahu adalah produk asing. Yang berbeda adalah Nokia sudah banyak service centernya, hampir di seluruh kota-kota besar sudah ada sehingga banyak orang Indonesia yang ikut menggantungkan periuk nasinya kepada Nokia. Sementara BB berbeda, baru ada di beberapa kota aja, tidak sebanyak Nokia. Itu pun nunggu disomasi atau dipaksa dulu oleh BRTI baru mau buka service centernya di Indonesia. Ini yang saya maksud, Mas.


Demikian update posting 10 Alasan mengapa saya tidak suka BlackBerry. Semoga update ini bisa melengkapi uraian saya pada posting sebelumnya, sehingga tidak menimbulkan lagi interpretasi pemahaman berbeda dari ke-10 alasan yang telah saya tulis tersebut. Sebagai manusia biasa, saya tak luput dari salah. Saya tetap terbuka untuk dikoreksi oleh siapa pun, termasuk salah satunya anda yang kebetulan baca posting ini, terima kasih.



http://www.diptara.com/2009/10/10-alasan-mengapa-saya-tidak-suka_30.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar