Rabu, 20 April 2011

Zamannya Jadi Selebriti

Suatu saat saya sedang ngobrol dengan seorang kawan kuliah saya, kira-kira tujuh tahun lalu. Kami sedang membicarakan maraknya acara talent show di televisi kala itu. Melihat fenomena ‘anak biasa’ yang langsung jadi terkenal, kawan saya berkomentar: “Sekarang ada perubahan drastis dibandingkan zaman dahulu. Sekarang, para orang tua tidak keberatan anaknya jadi artis!”
Kalimat itu mengena di otak saya, dan saya ingat terus. Dan, waktu ternyata membuktikan bahwa ucapan teman saya itu benar. Kini semakin banyak program talent show yang melahirkan bintang-bintang baru yang akhirnya menjadi terkenal. Ya, mereka menjadi selebriti. Sebuah jalan pintas yang terbukti bisa mengubah nasib.
Tengok saja para jawara Indonesian Idol, Mama Mia, dan Idola Cilik. Mereka kini menjadi penyanyi-penyanyi terkenal. Tak hanya di bidang tarik suara, tapi juga merambah ke multitalent, seperti ajang The Master dan Indonesia Mencari Bakat.
Bagi yang ‘malas’ ikut audisi yang ribet dan melelahkan, ternyata masih ada juga celah yang bisa dimasuki untuk menjadi selebriti. Bagaimana caranya? Apa lagi kalau bukan YouTube. Tinggal bikin video sendiri lalu diunggah ke YouTube. Dijamin, pasti dilihat banyak orang. Dan yang paling layak berterima kasih ke situs video terbesar di internet itu adalah Shinta dan Jojo. Berkat video iseng mereka di YouTube, dia mahasiswi asal Bandung itu pun kini benar-benar menjadi artis dan selebriti.
Akhir-akhir ini semakin banyak bermunculan ‘orang biasa’ yang menyusul menjadi tenar berkat YouTube. Sebut saja Bona Paputungan lewat lagu ciptaannya “Andai Aku Jadi Gayus Tambunan”. Juga, grup boyband Smash yang sengaja memanfaatkan YouTube untuk menggapai popularitas. Juga, yang sedang hot, aksi joged India Briptu Norman Kamaru, anggota Brimob Gorontalo yang sedang bertugas jaga di posnya. Dan jangan lupa, Justin Bieber yang kini ngetop sedunia awalnya juga mengunggah videonya di YouTube, dua tahun lalu. Ngetop sedunia-nya sama dengan Udin Sedunia yang ‘ditemukan’ produser juga lewat YouTube.
Tampaknya, fenomena ini merupakan reaksi atas ’tuntutan zaman’. Di kala media-media konvensional sudah habis tereksplorasi, diperlukan terobosan baru agar ’hidup bisa terus berlanjut’. Pada zaman dahulu, tentu saja tidak ada cara-cara seperti itu untuk menjadi artis. Ada asumsi, dahulu yang namanya artis pasti orang yang mempunyai bakat seni yang sangat istimewa. Makanya, dahulu orang jarang bercita-cita menjadi artis karena dirasa itu impian yang terlalu tinggi.
Tapi kini, impian-inpian itu bisa digapai dengan ’lebih mudah’ berkat modifikasi besar-besaran akan ide manusia untuk menciptakan sesuatu yang baru.
Zaman terus berubah. Dan tampaknya ini baru awal dari fenomena itu... 



http://www.sectoredwin.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar