Tahun 2011 eranya tablet, tablet yang digadang-gadang akan menggantikan posisi netbook yang menjadi tren di beberapa tahun belakangan ini, bahkan diprediksikan mampu menggantikan laptop maupun komputer desktop.
Benarkah tablet mampu menggantikan posisi komputer?
Bisa saja, kalau kita melihat pola penggunaan komputer belakangan ini, umumnya jenis kegiatan yang dilakukan adalah browsing, chatting dan jenis pekerjaan ‘kantoran’ seperti mengetik yang tidak membutuhkan spesifikasi tinggi. Celah inilah yang mampu dilihat oleh para produsen komputer yang beramai-ramai mengeluarkan netbook yang laris manis di pasaran.
Bisa saja, kalau kita melihat pola penggunaan komputer belakangan ini, umumnya jenis kegiatan yang dilakukan adalah browsing, chatting dan jenis pekerjaan ‘kantoran’ seperti mengetik yang tidak membutuhkan spesifikasi tinggi. Celah inilah yang mampu dilihat oleh para produsen komputer yang beramai-ramai mengeluarkan netbook yang laris manis di pasaran.
Kecuali anda adalah gamer kelas berat, editor video dan pekerja dari beberapa bidang khusus yang menuntut penggunaan spesifikasi tinggi, kemungkinan bisa ikut arus menjadi pengguna tablet. Bahkan melihat evolusi tablet yang prosesornya sudah mencapai dual core dan harga yang semakin turun, bukan tidak mungkin akan keluar tablet-tablet yang mampu mengerjakan pekerjaan kelas berat, hanya tinggal menunggu pengembangan dari para pembuat aplikasi.
Sebenarnya tablet ini bukan barang baru, dulu IBM yang divisi komputerya sudah dimiliki Lenovo sekarang, pernah mengeluarkan laptop yang bisa dilipat menjadi tablet, begitupun HP, Fujitsu dan beberapa pemain tua lain di industri komputer pernah membuat tablet, hanya saja harganya terlalu mahal. Bisa dibilang dulu tablet merupakan evolusi dari laptop yang berevolusi dari komputer, jadi wajar harganya mahal.
Tablet yang muncul belakangan ini menurut saya, merupakan evolusi dari ponsel yang berkembang menjadi smartphone yang dikawinkan lagi dengan beberapa fungsi komputer, sehingga harganya semakin terjangkau, apalagi yang hanya dilengkapi fitur Wifi untuk sambungan internet.
Tidak ada yang bisa membantah bahwa inovasi apple dengan tablet iPadnya sangat revolusioner, walaupun dari segi powerful bisa dibilang sebenarnya masi kurang bisa bersaing, seperti ketidakmampuan memutar flash, jadi kita tidak bisa menonton youtube di browser bawaan dan pandangan bahwa iPad hanyalah ‘iPod raksasa’ maupun keterbatasan penyimpanan, namun animo masyarakat tidak pernah surut terhadap produk tablet andalan Steve Jobs ini, begitupun iPad2 yang peningkatan spesifikasinya ternyata tidak sesuai harapan, mampu membuat antrian panjang, bahkan orang harus menunggu lama untuk bisa memilikinya.
Android yang sedang menjadi tren di pasar smartphone belakangan ini pun ‘dimanfaatkan’ sebagai penggerak tablet untuk bersaing dengan iPad oleh beberapa perusahaan seperti Samsung dengan Galaxy Tab, Dell dengan Dell Streak dan beberapa tablet buatan cina lainnya. Bisa dibilang dimanfaatkan karena android ini sebenarnya dipaksa bekerja, menjalankan tablet yang layarnya berukuran besar, walaupun tidak dibuat untuk itu, sehingga bisa menimbulkan masalah dan Google sendiri sudah memperingati produsen dan meminta menunggu android terbaru.
Akhirnya Google secara resmi mengumumkan Android versi 3.0 yang dirancang untuk penggunaan tablet yang diberi nama Honeycomb dan Motorola mencatatkan diri sebagai produsen tablet pertama yang menggunakan Honeycomb dengan produknya yang bernama Xoom, begitupun LG, Samsung, Toshiba dan lain-lain sudah siap menabuh genderang ‘perang tablet’ untuk bersaing dengan iPad.
Tidak hanya iOS dari Apple dan para Android yang bersaing di kancah pertabletan, ternyata HP dan Blackberry juga ikut serta meramaikan dengan sistem operasinya masing-masing, HP yang sudah membeli Palm akan meluncurkan tablet yang diberi nama Touchpad dan menjalankan sistem operasi webOS 3.0 dan Blackberry meluncurkan Playbook menggunakan sistem operasi buatan QNX, yang walaupun sebelumnya dipandang sebelah mata, ternyata tablet Blackberry ini mempunyai daya tarik tersendiri yakni kemampuan menjalankan aplikasi Android yang sedang naik daun, tepatnya aplikasi Android yang kompatibel dengan Sistem Operasi versi 2.3 (Gingerbread).
Siapakah pemenangnya? Tiap orang akan mempunyai jagoannya masing-masing, yang terlaris pun nantinya belum tentu yang terbaik, begitupun sebaliknya.
Yang pasti persaingan teknologi, jelas akan semakin menguntungkan kita sebagai konsumen, karena produsen jelas akan selalu mengeluarkan kemampuan terbaiknya dan harga akan semakin terjangkau, akhirnya tinggal menyesuaikan kebutuhan dan isi kantong kita.
Yang pasti persaingan teknologi, jelas akan semakin menguntungkan kita sebagai konsumen, karena produsen jelas akan selalu mengeluarkan kemampuan terbaiknya dan harga akan semakin terjangkau, akhirnya tinggal menyesuaikan kebutuhan dan isi kantong kita.
Bagaimana dengan anda apakah anda pengguna tablet?
Merasa tertarik ataukah sama sekali tidak tertarik dengan tablet?
Merasa tertarik ataukah sama sekali tidak tertarik dengan tablet?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar