Minggu, 24 April 2011

Laporan Uji Coba Rudal Yakhont


Rahasia itu akhirnya diungkap. TNI-AL sudah memiliki Rudal canggih buatan Rusia, SS-N-26 Yakhont. tapi tetap saja mengejutkan, lantaran sistem pelontaran yang dipakai ternyata Vertical Launching System, bukan melintang seperti layaknya rudal anti kapal yang selama ini digunakan oleh TNI-AL. Belum jelas apa alasan resmi TNI-AL mengadopsi VLS, tapi sepertinya hal ini dilakukan untuk menghemat ruang. Bisa dibayangkan dengan bobot dan ukurannya yang masif, bisa jadi kapal sekelas Van Speijk hanya mampu mengangkut 2 rudal saja. Namun dengan sistem VLS, Rudal yang dibawa bisa 4 buah sekaligus.


untuk melakukan Uji coba, TNI-AL melakukan sejumlah persiapan. diantaranya area penembakan yang sangat luas. hal ini wajar, lantaran petinggi TNI-AL tentunya ingin menguji kemampuan Rudal secara maksimal. Area penembakan berlokasi di sebelah barat selat sunda, yang berarti sudah masuk perairan Samudera Hindia, dengan panjang 195NM dan lebar 76NM. Selain itu, lalu lintas udara juga untuk sementara dihentikan.Dengan sistem VLS, saat ditembakan rudal pertama kali dilontarkan dengan metode cold launch. Sesaat setelah Rudal keluar dari tabungnya, motor roket menyala mendorong tubuh Rudal hingga 200 meter. Lalu roket kecil pada ujung rudal akan mengarahkan rudal ke sasaran. Gerakan Yakhont sungguh unik. setelah terbang, dia akan kembali menanjak hingga ketinggian 14-15km. hal ini dilakukan jika sasaran berada pada jarak jauh diatas 120km. Lalu rudal akan terbang dengan kecepatan mach 2,5. Rudal kemudian akan kembali turun hingga ketinggian 10-15m dari permukaan laut. nah, pada saat rudal berjarak 50km dari sasaran, seeker radar akan bekerja memilih sasaran yang ditentukan. Jika data benar, maka target akan lock on. pada jarak 10 km dari sasaran, Rudal akan kembali mengambil data sasaran. hal yang sama dilakukan ketika jarak sasaran tinggal 3 km. pada tahap ini rudal akan terbang pada ketinggian 5 meter diatas laut, hingga rudal menembus sasaran.


Idealnya, penggunaan rudal Yakhont dilengkapi dengan pesawat berkemampuan OTHT. namun pada uji coba lalu, TNI-AL membuktikan data sasaran ternyata bisa disuplai oleh kapal selam, yang pada kesempatan itu diperankan oleh KRI Cakra. mudahnya, KRI Cakra mengirimkan koordinat sasaran kepada kapal penembak. Lalu kapal penembak, meluncurkan Yakhont menuju koordinat yang telah ditentukan sebelumnya. 50 km menjelang sasaran, Radar Yakhont akan bekerja mencari sasaran. Hal ini dilakukan lantaran sasaran yang berupa kapal perang tentunya tidak akan diam saja. uniknya radar tersebut tidak bekerja terus menerus. terkadang radar mematikan dirinya. hal ini dilakukan untuk menghindari jamming musuh. namun, jika radar tidak menemukan sasaran, maka rudal akan meledakkan diri pada jarak 10-16 km diluar koordinat yang ditentukan sebelumnya.


http://arc.web.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar