Sabtu, 25 Juni 2011

Warisan Tradisi Maserati

Apa yang membuat orang Eropa menguasai dunia? Di antara sekian banyak faktor, salah satunya adalah keteguhan memegang tradisi masa lalu, keluwesan menjalani masa kini, dan visi jauh ke masa depan. Paling tidak, itu tercermin dari cara mereka membuat mobil.

Sudah lama mobil-mobil buatan Eropa dipandang memiliki nilai lebih, baik dari sisi konsep, desain, hingga teknologi dibanding mobil buatan benua lain. Salah satu kelebihan itu adalah karakter kuat yang seolah mencerminkan karakter bangsa pembuatnya; anggun dan aristocrat dari Inggris, pragmatis dan kokoh gaya Jerman, eksotis cara Italia, dan keinginan tampil beda ala Perancis.

Karakter yang terbentuk dari landasan konsep kuat dan sejarah pergulatan panjang kemudian dijaga sebagai sebuah warisan tradisi turun-temurun. Gril horizontal sedan-sedan Mercedes Benz, bentuk body “botol coca-cola” Ferrari, hingga patung manusia bersayap di ujung kap mesin Rolls Royce bahkan sudah sampai pada tataran legenda.

Maserati, pabrikan mobil sport asal Modena, Italia, tak terkecuali mengikuti tradisi Eropa itu. Di ajang Geneva Motor Show, Maret silam, produsen mobil berusia 93 tahun itu memperkenalkan produk terbaru yang diberi nama GranTurismo. Hari Jumat (30/11), Kompas berkesempatan mencoba mobil berlogo trisula itu mengelilingi Singapura.

Pada pandangan pertama, mobil seharga 115.000 euro (sekitar Rp 1,5 miliar/harga on the road dalam kondisi standar di Eropa) ini mengingatkan pada siluet Aston Martin V8 Vantage buatan Inggris yang dirancang Henrik Fisker. Mulai dari gril besar seperti mulut menganga, moncong (bonnet) panjang, hingga desain lampu belakang (warna putih memanjang dikelilingi merah) di buritan yang pendek.

Namun, dengan ketelitian lebih lanjut baru terlihat karakter-karakter Maserati yang membedakan dengan Aston Martin.

PININFARINA

Melalui mobil ini, Maserati ingin mengembalikan makna mobil GT (gran turismo atau grand tourer) yang sesungguhnya. Sebuah mobil GT dirancang berkemampuan tinggi, aman, nyaman, dan menyenangkan untuk perjalanan jauh alias grand touring.

“Maserati GranTurismo dirancang sebagai mobil yang bisa digunakan sehari-hari, mudah dikendalikan, dan nyaman untuk perjalanan jauh tanpa menghilangkan kemampuan sport,” ujar Manajer Penjualan dan Pengembangan Bisnis Maserati SpA, Niccolai Simone.

Paduan dari performa dan kenyamanan, fungsionalitas dan gaya Maserati dicoba diwujudkan pada GranTurismo. Warisan tradisi masa lalu dan visi masa depan Maserati dikompromikan secara seimbang dengan kebutuhan masa kini oleh rumah desain Pininfarina, yang dipercaya merancang GranTurismo. Asal tahu saja, Pininfarina adalah rumah desain yang merancang mobil-mobil legendaris, macam Ferrari Testarossa, Ferrari F40, Ferrari Enzo, hingga jawara rally dunia di era 1980-an, Peugeot 205.

Pininfarina mengambil garis-garis desain futuristik dari mobil konsep Maserati Birdcage 75th, mobil yang khusus dibuat untuk memperingati ulang tahun ke-75 Pininfarina, 2005 lalu. Bentuk atap, fender, hingga velg berpola trisula diambil dari Birdcage.

Sementara bentuk bonnet yang panjang dan kabin pengemudi yang menyambung dengan buritan mewakili warisan masa lalu Maserati, dan juga coretan khas Pininfarina. Desain tersebut sudah terlihat sejak seri A6 1500GT. “Maserati A6 1500GT adalah seri gran turismo pertama dari Maserati yang didesain Pininfarina dan diluncurkan di Geneva Motor Show 1947. Kini, 60 tahun kemudian, kami ingin mengulang sejarah itu,” ungkap Simone.

FUNGSIONAL

Tiga lubang udara di belakang sepatbor depan yang menjadi ciri khas GranTurismo diambil dari desain A6 1500GT. Warisan tradisi Maserati lainnya juga terlihat pada gril besar berbentuk oval dengan garis-garis vertical dan logo trisula tepat di tengah. Bentuk yang sama sudah bisa ditemui pada model Maserati 3500GT buatan 1957.

Di sini, gaya tak menihilkan fungsi. Tiga lubang udara di belakang roda depan itu berfungsi mengeluarkan udara panas dari ruang mesin. Sementara gril besar di depan berfungsi mengalirkan sebanyak mungkin udara untuk mendinginkan mesin.

Paduan masa lalu dan masa depan juga diterapkan pada interior. Panel-panel indikator di dasbor GranTurismo dipertahankan model analog memakai jarum, meski di antara spidometer dan takometer terdapat layar digital yang menunjukkan posisi gigi persneling, penunjuk arah perjalanan dan jarak (jika GPS diaktifkan), serta kecepatan akurat mobil.

Di tengah dasbor, di antara lubang kisi-kisi AC, terpasang jam analog berbentuk oval yang merupakan ciri khas semua mobil Maserati sejak dulu. Di bawah jam yang terkesan kuno itu, terdapat layar LCD ukuran tujuh inci untuk menayangkan Maserati Multimedia System (MMS), yang terdiri atas sistem navigasi GPS, CD player, hingga komputer on-board dan bisa ditambah system telepon seluler GSM.

Spirit balap (selama 33 tahun pertama sejak didirikan 1914, Maserati adalah pembuat mobil balap; salah satu prestasinya adalah Juara Dunia Formula I pada 1957 dengan pembalap Juan Manuel Fangio dari Argentina) Maserati dihadirkan pada GranTurismo dengan mesin berkonfigurasi V8 4.244 cc yang mampu menembus kecepatan maksimum 285 kilometer per jam. Ini membuat Maserati tidak hanya anggun, tetapi juga bertenaga.

Pilihan
SENTUHAN PERSONAL

Sebagai salah satu merek mobil sport legendaris dari Italia, Maserati mempertahankan tradisi lama pembuatan mobil. Jika pabrik-pabrik mobil lain telah sejak lama menerapkan teknologi robot untuk memproduksi mobil secara massal, Maserati masih mempertahankan pembuatan mobil secara manual dengan sentuhan personal.

Membeli Maserati bagaikan memesan gaun malam atau setelan jas dari seorang perancang busana terkenal, butuh proses yang lama dan detail. Menurut Manajer Pemasaran dan Penjualan Ferrari-Maserati Indonesia, Arie Christopher, setiap pemesanan mobil Maserati harus dilakukan paling tidak tiga bulan sebelum mobil siap diantar ke garasi.

Segala proses tersebut dibutuhkan karena setiap mobil akan dibuat sesuai dengan permintaan personal si pembeli sehingga satu mobil tidak akan pernah sama dengan mobil lainnya. Dalam pernyataan pers resmi Maserati, mobil Maserati GranTurismo menyediakan lebih dari empat juta pilihan kepada calon pembeli untuk memberi sentuhan personal pada mobil.

Mulai dari warna cat mobil, ukuran velg, perangkat suspensi tambahan, hingga warna bahan untuk setiap bagian interior bisa dipilih sejak awal. Bahkan, calon pembeli bisa memilih kombinasi warna berbeda-beda antara bahan pelapis jok dan jahitannya. “Satu mobil akan digarap oleh satu mekanik dari awal hingga selesai secara manual. Hanya perakitan mesin saja yang dilakukan komputer karena membutuhkan presisi,” papar Arie.

Setelah mobil selesai dirakit, pembeli diberi kesempatan datang langsung ke pabrik Maserati di Modena, Italia, untuk melihat dan mencoba mobil, apakah sudah sesuai dengan kemauannya. “Seperti proses fitting saat Anda memesan jas,” imbuhnya.

Tidak berhenti sampai di situ, Maserati bahkan menjalin kerja sama dengan merek busana Salvatore Ferragamo untuk merancang satu set tas dan koper yang sudah disesuaikan dengan bentuk dan ukuran bagasi GranTurismo. Kelengkapan tas dari kulit ini pun bisa dibuat khusus sesuai dengan pesanan pembeli mobil. Mungkin di masa depan pembeli pun bisa memesan celana khsus yang disesuaikan dengan bentuk jok mobil…

Dikutip dari Kompas, Minggu, 2 Desember 2007.
Oleh Dahono Fitrianto
http://stevie18181.blogspot.com/2007/12/kompas-warisan-tradisi-maserati.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar