Siapa yang tak kenal Batam? Kota di Kepulauan Riau itu sangat strategis, karena berada di jalur pelayaran internasional. Terlebih lagi, letaknya berbatasan langsung dengan Singapura dan juga dekat dengan Malaysia.
Hal itulah yang membuat Batam selalu ramai dengan aktivitas perdagangan dan pariwisata. Dampaknya, infrastruktur dan fasilitas hiburan di Batam pun maju pesat. Termasuk, di kalangan turis lokal atau mancanegara
Batam dikenal sebagai surga hiburan. Siang berganti malam, kota itu senantiasa menggeliat. Jika sorot lampu warna-warni mulai berpendaran, maka itu merupakan tanda bahwa kehidupan malam dimulai.
Membincangkan kehidupan malam di Batam tak bisa lepas dari kawasan Nagoya, sentra hiburan yang paling dibanjiri wisatawan. Pub alias klub malam sampai ke tempat hiburan berbau "esek-esek" sangat mudah dijumpai. Boleh dibilang surga bagi para pencari kenikmatan duniawi.
Ada panti pijat yang tidak hanya menawarkan jasa pijat, melainkan layanan lebih yang memuaskan beragam fantasi para pelancong. Ada pula karaoke atau klub malam plus-plus. Untuk dapat memuaskan nafsu, pelanggan harus bernegosiasi lebih dahulu. Kalau cocok dengan tarif antara Rp400 ribu hingga Rp600 ribu, malam yang dingin bisa saja berlanjut di kamar-kamar hotel.
Batam memang menggiurkan bagi para perempuan malam untuk mengais rupiah, bahkan dolar dari turis asing. Ironisnya, cukup banyak perempuan malam dari kalangan remaja alias bau kencur yang menjajakan kehormatannya. Tak hanya gadis lokal, disinyalir para mucikari juga menjajakan gadis-gadis belia dari luar Batam.
Selain ditampung mucikari, ada modus berbeda yang cukup mengejutkan untuk menampung remaja "siap pakai" itu, yaitu lembaga penyalur pembantu rumah tangga. Bahkan, order pembantu rumah tangga (PRT) di bawah umur bisa dengan mudah dilakukan dengan via telepon saja.
Lokasi yang juga dicurigai menjadi tempat penampungan anak di bawah umur itu adalah tempat penampungan sementara Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Namun, pengelola di tempat itu hanya mau berbicara soal bisnis esek-esek dengan orang yang sudah dikenal.
Cukup mudah mencari teman kencan dari kalangan gadis di bawah umur di Batam. Hal itulah yang menjadi salah satu alasan para pria paruh baya asal Singapura--biasa disebut "Ape-ape"--untuk melancong ke Batam melalui beberapa pelabuhan. Harga perempuan nakal yang terbilang murah menjadi alasan Ape-ape berburu ABG di Batam.
Keprihatinan pun datang dari kalangan pemerintah. Himbauan sudah dilayangkan beberapa kali. Namun, pesan tersebut selalu dipandang sebelah mata alias tak mempan membendung keinginan para ABG nakal. Pemicunya, dolar Singapura yang telah membutakan mata mereka.
Kerusakan moral ini bukan tak bisa diperbaiki. Idealnya, perhatian dan kasih sayang keluarga akan menghindarkan gadis-gadis belia itu terperangkap dalam lembah nista. Namun yang lebih penting lagi, ada aksi dari pemerintah untuk melindungi mereka dari pihak-pihak yang berniat mengeksploitasi mereka.(ASW/SHA)
http://berita.liputan6.com/read/279871/quotwisataquot_malam_di_batam
Hal itulah yang membuat Batam selalu ramai dengan aktivitas perdagangan dan pariwisata. Dampaknya, infrastruktur dan fasilitas hiburan di Batam pun maju pesat. Termasuk, di kalangan turis lokal atau mancanegara
Batam dikenal sebagai surga hiburan. Siang berganti malam, kota itu senantiasa menggeliat. Jika sorot lampu warna-warni mulai berpendaran, maka itu merupakan tanda bahwa kehidupan malam dimulai.
Membincangkan kehidupan malam di Batam tak bisa lepas dari kawasan Nagoya, sentra hiburan yang paling dibanjiri wisatawan. Pub alias klub malam sampai ke tempat hiburan berbau "esek-esek" sangat mudah dijumpai. Boleh dibilang surga bagi para pencari kenikmatan duniawi.
Ada panti pijat yang tidak hanya menawarkan jasa pijat, melainkan layanan lebih yang memuaskan beragam fantasi para pelancong. Ada pula karaoke atau klub malam plus-plus. Untuk dapat memuaskan nafsu, pelanggan harus bernegosiasi lebih dahulu. Kalau cocok dengan tarif antara Rp400 ribu hingga Rp600 ribu, malam yang dingin bisa saja berlanjut di kamar-kamar hotel.
Batam memang menggiurkan bagi para perempuan malam untuk mengais rupiah, bahkan dolar dari turis asing. Ironisnya, cukup banyak perempuan malam dari kalangan remaja alias bau kencur yang menjajakan kehormatannya. Tak hanya gadis lokal, disinyalir para mucikari juga menjajakan gadis-gadis belia dari luar Batam.
Selain ditampung mucikari, ada modus berbeda yang cukup mengejutkan untuk menampung remaja "siap pakai" itu, yaitu lembaga penyalur pembantu rumah tangga. Bahkan, order pembantu rumah tangga (PRT) di bawah umur bisa dengan mudah dilakukan dengan via telepon saja.
Lokasi yang juga dicurigai menjadi tempat penampungan anak di bawah umur itu adalah tempat penampungan sementara Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Namun, pengelola di tempat itu hanya mau berbicara soal bisnis esek-esek dengan orang yang sudah dikenal.
Cukup mudah mencari teman kencan dari kalangan gadis di bawah umur di Batam. Hal itulah yang menjadi salah satu alasan para pria paruh baya asal Singapura--biasa disebut "Ape-ape"--untuk melancong ke Batam melalui beberapa pelabuhan. Harga perempuan nakal yang terbilang murah menjadi alasan Ape-ape berburu ABG di Batam.
Keprihatinan pun datang dari kalangan pemerintah. Himbauan sudah dilayangkan beberapa kali. Namun, pesan tersebut selalu dipandang sebelah mata alias tak mempan membendung keinginan para ABG nakal. Pemicunya, dolar Singapura yang telah membutakan mata mereka.
Kerusakan moral ini bukan tak bisa diperbaiki. Idealnya, perhatian dan kasih sayang keluarga akan menghindarkan gadis-gadis belia itu terperangkap dalam lembah nista. Namun yang lebih penting lagi, ada aksi dari pemerintah untuk melindungi mereka dari pihak-pihak yang berniat mengeksploitasi mereka.(ASW/SHA)
http://berita.liputan6.com/read/279871/quotwisataquot_malam_di_batam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar