SEPERTI halnya sebuah koin, tiap episode MasterChef
Indonesia Season 2 mempunyai sisi menyenangkan juga tidak menyenangkan.
Dan ternyata, Pressure Test menjadi adegan yang paling menegangkan bagi
para kontestan.
Babak Pressure Test menjadi akhir perjuangan yang "mencabut nyawa" kontestan di Gallery MasterChef. Siapa yang gagal dan berada di urutan paling bawah dalam tantangan, maka mereka harus masuk ke babak penuh tekanan ini. Tak jarang, emosi kontestan bak diaduk-aduk karena babak ini.
Bahkan, Desi "MasterChef", sang jawara MasterChef Indonesia Season 2, merasakan ketegangan tersebut saat pernah satu kali masuk Pressure Test lantaran gagal melewati tantangan One Core Ingredient, yakni beras. Direktur hotel tersebut memasak nasi tidak matang, dan harus turun ke babak penuh tekanan bersama Baguzt dan Agus.
“Saya harus mengalami Pressure Test pertama dengan orang-orang yang cukup kuat. Saat itu, saya harus buat Pyramid Mille Feulie. Buat saya, namanya saja sudah cukup mengintimidasi. Saat itu, saya mengalami kesulitan sampai saya menangis dan berpikir saya pasti pulang,” kenang Desi.
Apalagi, saat harus ramai-ramai masuk ke babak Pressure Test karena kalah di tantangan Outside Challenge. Ketegangan semakin menjadi karena persaingan semakin ketat dan harus melawan tim sendiri. Bahkan, terkadang melawan sahabat sendiri, seperti yang dialami Ken dan Opick pada Top 3.
Dan, Anda tentu masih ingat dengan warna yang selalu diberikan Chef Juna pada babak Pressure Test. Juri satu ini paling sering memberikan ketegangan dengan kritikan pedas pada kontestan yang dinilainya melakukan kesalahan. (ftr)
Babak Pressure Test menjadi akhir perjuangan yang "mencabut nyawa" kontestan di Gallery MasterChef. Siapa yang gagal dan berada di urutan paling bawah dalam tantangan, maka mereka harus masuk ke babak penuh tekanan ini. Tak jarang, emosi kontestan bak diaduk-aduk karena babak ini.
Bahkan, Desi "MasterChef", sang jawara MasterChef Indonesia Season 2, merasakan ketegangan tersebut saat pernah satu kali masuk Pressure Test lantaran gagal melewati tantangan One Core Ingredient, yakni beras. Direktur hotel tersebut memasak nasi tidak matang, dan harus turun ke babak penuh tekanan bersama Baguzt dan Agus.
“Saya harus mengalami Pressure Test pertama dengan orang-orang yang cukup kuat. Saat itu, saya harus buat Pyramid Mille Feulie. Buat saya, namanya saja sudah cukup mengintimidasi. Saat itu, saya mengalami kesulitan sampai saya menangis dan berpikir saya pasti pulang,” kenang Desi.
Apalagi, saat harus ramai-ramai masuk ke babak Pressure Test karena kalah di tantangan Outside Challenge. Ketegangan semakin menjadi karena persaingan semakin ketat dan harus melawan tim sendiri. Bahkan, terkadang melawan sahabat sendiri, seperti yang dialami Ken dan Opick pada Top 3.
Dan, Anda tentu masih ingat dengan warna yang selalu diberikan Chef Juna pada babak Pressure Test. Juri satu ini paling sering memberikan ketegangan dengan kritikan pedas pada kontestan yang dinilainya melakukan kesalahan. (ftr)
http://www.okefood.com/read/2012/10/30/299/710928/pressure-test-masterchef-bak-pencabut-nyawa-kontestan