Senin, 29 Oktober 2012

Mudah Panik, Kelemahan Opik Menuju Grand Final MasterChef

MEMAHAMI kelemahan diri sebelum bertanding jelas menjadi kekuatan tersendiri. Bagi Opik, dia sadar kerap panik bila memasak di bawah tekanan.

Terkadang, untuk melangkah maju kita harus melihat ke belakang sejenak dan merefleksikan apa yang harus kita perbaiki berikutnya. Begitu juga yang dilakukan oleh Opik (30, agen properti asal Surabaya) untuk menghadapi Desi (39, direktur hotel asal Bangka). Ia menyadari kelemahannya yang harus diperbaiki pada Grand Final MasterChef Indonesia Season 2 yang ditayangkan Minggu, 28 Oktober 2012 pukul 17.00 WIB di RCTI.

Setelah menjalani 29 episode MasterChef Indonesia Season 2 dan berada di karantina selama berbulan-bulan, tentunya opik sudah menyadari apa yang menjadi kelebihan dan kekurangannya. Bila ia yakin citarasanya menjadi kekuatan untuk menang, ia juga menyadari kelemahan yang dapat membuatnya kalah.

“Kelemahan saya adalah time management, dan kalau berhadapan dengan lebih dari satu masakan, saya mudah panik, jadi kacau. Memang, saya dikenal oleh tiga juri begitu,” ungkapnya ketika dihubungi Okezone, baru-baru ini.

Untuk mengatasinya, Opik biasanya mendengarkan saran-saran yang diberikan oleh ketiga juri. Ketiga juri selalu mengajarkannya untuk membuat masakan satu demi satu. Apa yang bisa dikerjakan dahulu, kemudian mengerjakan yang lain sembari menunggu masakan matang.

“Dari masukan juri, saya sudah lebih baik dibandingkan awal dulu. Pada dasarnya, saya masih suka panik, suka enggak yakin kalau masakannya banyak. Juri kasih masukan, prepare dulu semua bahan di atas meja, baru kerjakan satu satu,” pungkas kontestan yang sempat masuk Black Team ini. (ftr)
 
http://www.okefood.com/read/2012/10/25/299/709204/mudah-panik-kelemahan-opik-menuju-grand-final-masterchef 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar